Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

58 Juta Burung Mati, Amerika Galau, Bisakah Vaksinasi Hentikan Flu Burung?

Strain flu burung (H5N1) yang sangat mematikan telah membunuh lebih dari 58 juta burung di Amerika Serikat (AS) sejak Januari 2022.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in 58 Juta Burung Mati, Amerika Galau, Bisakah Vaksinasi Hentikan Flu Burung?
Arunchandra BOSE / AFP
Petugas kesehatan dengan pakaian pelindung memilah bebek setelah strain flu burung H5N8 terdeteksi, di Karuvatta distrik Alapuzha sekitar 90 Km dari Kochi, India pada 6 Januari 2021. 

Namun pada 2001, virus yang disebarkan oleh burung liar mulai muncul kembali di pasar.

"Jadi saat itulah saya mulai melihat vaksinasi, saya harus memiliki tingkat perlindungan ekstra," kata Dr. Leslie Sims, yang merancang pengendalian flu burung Hong Kong setelah wabah 1997.

Baca juga: Minta Dilakukan Vaksinasi H5N1 Jika Penularan Flu Burung Terjadi Antar Manusia

Hong Kong melakukan uji coba vaksinasi pada 2002 dan menetapkan bahwa vaksinasi tersebut efektif untuk melindungi ayam dari infeksi dan menghentikan penularannya.

Pada 2003, kota tersebut mewajibkan vaksinasi di semua peternakan unggas yang memasok ke Hong Kong.

lebih dari 30 negara telah mengadopsi vaksinasi flu burung untuk unggas.

Keberhasilan telah dicatat dan lebih dari sekadar menghilangkan ancaman terhadap ayam.

Vaksin flu burung
Vaksin flu burung (duniaternak)

Di China, negara yang paling banyak menerapkan vaksinasi, penelitian mengungkapkan bahwa penurunan infeksi unggas juga mengurangi infeksi pada manusia.

Berita Rekomendasi

Kendati demikian, hingga wabah terbaru, sebagian besar negara terutama pengekspor unggas masih merasa 'ragu untuk mengadopsi upaya vaksinasi' ini.

Ada beberapa alasan yang menjadi penyebabnya, pertama, vaksin menjadi kurang efektif dari waktu ke waktu karena mutasi pada virus.

Misalnya, di Mesir para peneliti menemukan bahwa galur vaksin tidak lagi cocok dengan galur yang beredar.

Vaksin yang kurang efektif tersebut dapat memberi negara rasa aman yang salah, terutama ketika intervensi lain, seperti tindakan biosekuriti dan pengawasan tidak diterapkan juga.

Kedua, banyak ilmuwan dan regulator khawatir bahwa apa yang disebut 'infeksi tersembunyi' mungkin tetap ada di antara unggas yang divaksinasi dan lolos dari jaring pengaman serta kontrol perbatasan.

Baca juga: Asosiasi Perunggasan: Industri Unggas Sedang Tidak Baik-baik Saja

Itulah alasan utama industri unggas AS dan Departemen Pertanian AS menolak mengadopsi vaksin, karena takut membahayakan produk unggas dan telur senilai 6 miliar dolar AS yang diekspor AS pada 2022, namun tentangan itu tidak mutlak.

Saat biaya naik, petani mengevaluasi kembali biaya dan manfaat.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas