Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Dokter Anjurkan Periksa Tekanan Darah di Rumah, Ini Alasannya 

Pemeriksaan tekanan darah jika memungkinkan dianjurkan dilakukan di rumah. 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Dokter Anjurkan Periksa Tekanan Darah di Rumah, Ini Alasannya 
Shutterstock
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Pengukuran tekanan darah umumnya dilakukan di klinik atau fasilitas kesehatan lain. 

Tapi, pemeriksaan tekanan darah jika memungkinkan dianjurkan dilakukan di rumah. 

Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal Indonesian Society of Hypertension (InaSH) dr. Djoko Wibisono, Sp.PD-KGH.

Baca juga: Tekanan Darah Indra Bekti Naik, Indy Barends Ingatkan Istirahat hingga Larang untuk Terima Tamu

"Yang kita anjurkan sekarang kalau bisa, masyarakat juga punya alat sendiri di rumah sehingga bisa mengukur tekanan darah sendiri di rumah," ungkapnya saat ditemui awak media di bilangan Jakarta, Senin (27/2/2023). 

Ada alasan tersendiri kenapa dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan di rumah. 

"Itu biasanya lebih dipercaya. Pengalaman saya sendiri sebagai dokter, rata-rata saat periksa di rumah sakit dan di depan dokter ada cemas sehingga (tekanan darah) tinggi," paparnya lagi. 

Baca juga: 10 Makanan Bantu Turunkan Tekanan Darah Tinggi: Jeruk, Wortel, hingga Oat

Berita Rekomendasi

Dr Djoko pun kerap menemukan pasien yang mengatakan tekanan darah tinggi di rumah sakit tinggi. 

Namun saat berada di rumah, tekanan darah tidak tinggi.

Ilustrasi hipertensi atau tekanan darah tinggi
Ilustrasi hipertensi atau tekanan darah tinggi (Tribun Medan)

"Tekanan darah ukur sendiri di rumah lebih akurat. Tidak ada salahnya setiap individu, alat tekanan darah tidak terjangkau," kata dr Djoko lagi. 

Saat ini, ia pun menganjurkan juga penginaan alat tekanan umur darah yang semi otomatis. 

Penggunaan alat ukur tekanan darah dengan air raksa saat ini sudah tidak boleh digunakan lagi. 

Baca juga: Konsumsi Obat Hipertensi Terus Menerus Sebabkan Gagal Ginjal? Berikut Penjelasan Dokter

"Semi otomatis itu relatif terjangkau dan sarankan masyarakat juga mempunyai tekanan sendiri di rumah sehingga memonitor tekanan darah di rumah," ajak dr Djoko.

Kapan waktu yang tepat untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah?

"Bangun tidur boleh, menjelang tidur boleh, siang boleh, nanti kita ambil rata-ratanya," pungkasnya. 

Ilustrasi alami hipertensi
Ilustrasi alami hipertensi (freepik)

Konsumsi Obat Hipertensi Terus Menerus Sebabkan Gagal Ginjal? Berikut Penjelasan Dokter

Masih ada ketakutan masyarakat perihal konsumsi obat hipertensi secara terus menerus bisa menyebabkan gagal ginjal. 

Kekhawatiran ini pun dibantah oleh Sekretaris Jenderal Indonesian Society of Hypertension (InaSH) dr. Djoko Wibisono, Sp.PD-KGH.

"Obat hipertensi itu tidak merusak ginjal. Justru dia memproteksi semua organ vital tadi. Hipertensi berbahaya ketika mengenai organ vital kita," jelas dr Djoko.

Cara untuk memproteksi organ adalah dengan mengonsumsi obat. 

"Tidak perlu takut, yang penting kendalikan tekanan darah. Supaya bisa hidup sehat lebih lama," pungkasnya.

Lebih lanjut, ketika seseorang dinyatakan mengalami hipertensi, maka harus dikendalikan dengan mengonsumsi obat-obatan secara teratur dan tidak putus. 

Hal ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah sekaligus PIC Buku Pedoman Indonesian Society of Hypertension (InaSH), Dr. dr. Antonia Anna Lukito, SpJP (K),

"Hipertensi perlu dikendalikan supaya jangan stroke, cuci darah, serangan jantung, itu saja tujuan kita. Atau kematian prematur dan disabilitas," ungkap saat ditemui awak media di bilangan Jakarta, Senin (27/2/2023). 

Sehingga konsumsi obat-obatan pada pasien hipertensi penting dan jangan sampai putus.  

Ia pun mengingatkan jika semakin tua seseorang, makan tekanan darah semakin meningkat. 

Ini disebabkan pada orangtua, pembuluh darahnya semakin kaku dan keras.

Oleh karena itu pemakaian obat hipertensi secara teratur harus dilaksanakan. 

"Kecuali kalau seorang pemuda berusia 18-20 tahunan, gemuk, tidak olahraga, punya kencing manis dan sebagainya. Kemudian kita minta mengubah gaya hidup, dia disiplin dan menuruti rekomendasi dokter, itu masih bisa obatnya diturunkan," paparnya lagi. 

Dr Antonia pun menjelaskan jika pada pasien hipertensi yang masih sangat awal, dianjurkan untuk mengubah gaya hidup. 

"Nanti kita nilai. Kalau tiga bulan berhasil boleh menunda obat darah tinggi," paparnya lagi. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas