Ibu Hamil Sakit Jantung, Anak di Kandungannya Berpotensi Stunting, Bahkan Ada Bahaya Lain Mengintai
Jika sudah terdiagnosis adanya gangguan jantung, ibu harus kontrol secara rutin sebelum, saat dan setelah kehamilan.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anak berisiko stunting jika saat di dalam kandungan ibu mereka mengalami penyakit jantung.
Hal ini diungkapkan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiologi Indonesia (PERKI) dr. Aditya Agita Sembiring, Sp.JP.
Ia pun menjelaskan apa kaitan antara gangguan jantung dengan stunting.
Tidak hanya potensi anak mengalami stunting, pada ibu penyakit jantung dapat menimbulkan berbagai gangguan.
Di antaranya Preeklamsia yang merupakan komplikasi kehamilan berpotensi berbahaya yang ditandai dengan tekanan darah tinggi.
"Tekanan darah yang tinggi mengakibatkan aliran darah ke sirkulasi janin berkurang. Maka anak akan lahir kecil, itu sudah stunting. Dari janin sudah stunting, istilahnya begitu," papar dr Aditya.
Baca juga: Cegah Stunting, Ibu Hamil Disarankan Perbanyak Konsumsi Pangan Hewani
PPCM adalah gagal jantung yang disebabkan karena hamil dan ekslusif hanya pada saat hamil.
"Jadi akibatnya gagal jantung, tidak mampu memompa darah. Tugas jantung satu mompa darah seluruh tubuh. Tapi gagal, dan cuma bisa mompa sedikit saja," kata dr Aditya menambahkan.
Akhirnya darah hanya mengalir sedikit ke janin yang menyebabkan pertumbuhan janin mengecil dan berakhir stunting.
Ia pun menganjurkan para ibu untuk melakukan kontrol secara teratur.
Apalagi jika sudah terdiagnosis adanya gangguan jantung.
"Jadi kita hanya butuh waktu tersebut, supaya terkontrol gejalanya dan pompanya maksimal. Janinnya tetap dapat suplai darah yang bagus, tugas kita," tegasnya.
Pemeriksaan harus dilakukan sebelum, selama kehamilan dan setelahnya.
"Jadi tadi sudah dijelaskan bahwa stunting itu dimulai dari ibunya. Kalau ingin mengeliminasi pada anak, maka ibunya harus bagus," pungkasnya.