Intervensi Terpadu Kemiskinan Ekstrem Bisa Turunkan Prevalensi Stunting
Upaya menangani kemiskinan ekstrem melalui intervensi yang terpadu bisa sekaligus menurunkan prevalensi stunting.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Upaya menangani kemiskinan ekstrem melalui intervensi yang terpadu bisa sekaligus menurunkan prevalensi stunting.
Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P.
Baca juga: Pengertian Stunting Menurut Perpres Nomor 72 Tahun 2021, Strategi Percepatan Penurunan Nasional
"Kalau kita menangani kemiskinan ekstrem, sebetulnya juga akan menyelesaikan stunting," ungkapnya dalam Roadshow daring Penghapusan Kemiskinan Ekstrem dan Percepatan Penurunan Stunting pada Provinsi Kalimantan Utara, Senin (06/03/2023).
Untuk menghapus miskin ekstrim tersebut, kata Muhajir butuh penanganan bersama.
Muhadjir Effendy berharap para kepala desa dapat segera memvalidasi dan melaporkan kepada Kemenko PMK data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE).
P3KE merupakan hasil pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia (Pendataan Keluarga Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional/PK-BKKBN).
Baca juga: Kemiskinan Pangan Anak-anak di Inggris Melonjak Nyaris Dua Kali Lipat
Karena dengan data yang akurat, intervensi yang dilakukan akan tepat sasaran.
Sehingga penanganan stunting sekaligus kemiskinan ekstrim dapat diatasi secepatnya.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN Dr. Bonivasius Prasetya Ichtiarto, S.Si., M.Eng. berharap anggaran dari dana desa bisa digunakan untuk program penurunan stunting.
Seperti pemberian ayam dan telur kepada keluarga yang berisiko stunting, Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) dan program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS).