Seberapa Penting Konsumsi Suplemen untuk Kesehatan Tubuh?
Banyak orang yang mencoba mengkonsumsi buah dan sayuran untuk mengurangi potensi kekurangan vitamin dan risiko penyakit
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyak orang yang mencoba mengkonsumsi buah dan sayuran untuk mengurangi potensi kekurangan vitamin dan risiko penyakit tertentu.
Namun saat ini tidak sedikit pula yang memilih untuk mengkonsumsi suplemen yang diklaim dapat meningkatkan kesehatan tubuh.
Mulai dari vitamin A hingga zinc, banyak orang di dunia yang telah mengkonsumsi suplemen makanan selama beberapa dekade.
Saat suplemen kali pertama tersedia pada 1940-an, banyak orang yang berbondong-bondong pergi ke toko obat setempat untuk mendapatkan suplemen yang diharapkan mampu meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan mereka secara keseluruhan.
Kebiasaan ini bahkan berlangsung terus menerus.
Suplemen yang paling umum, diketahui mengandung minyak ikan, asam lemak omega 3, DHA atau EPA.
Biasanya, suplemen tersedia dalam berbagai bentuk, mulai dari pil, bubuk maupun cairan.
Kendati demikian, suplemen ini memiliki peran penting untuk memenuhi nutrisi yang cukup dan meningkatkan kesehatan.
Suplemen mengandung setidaknya satu bahan makanan, seperti vitamin, mineral, herbal, tumbuhan, asam amino atau enzim.
Beberapa suplemen paling populer tersedia dalam bentuk multivitamin, ini tentunya dapat membantu anda menghindari konsumsi selusin pil setiap harinya.
Di masa pandemi virus corona (Covid-19) ini, anda tentu tidak boleh abai terhadap kondisi kesehatan tubuh.
Baca juga: Cegah Stunting, Ibu Hamil Dinilai Perlu Konsumsi Suplemen Penambah Darah Secara Rutin
Karena ada banyak Penyakit Tidak Menular (PTM) yang telah menjadi ancaman serius bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.
Ancaman kesehatan ini tidak hanya membayangi kelompok Lanjut Usia (lansia) saja, namun juga kelompok usia produktif yang kini semakin rentan mengalami PTM seperti maag, stroke, jantung koroner, hipertensi hingga Diabetes Melitus (DM).
Direktur Pencegahan Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan Cut Putri Ariane menyampaikan bahwa sebelum pandemi, PTM merupakan penyakit katastropik dengan penyebab kematian tertinggi di Indonesia.