Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Minimnya Pasokan AMDK Bisa Timbulkan Risiko Kesehatan Saat Musim Mudik 

Wacana melarang angkutan pemasok AMDK dikhawatirkan ikut menganggu penyediaan kebutuhan AMDK di daerah saat Lebaran nanti.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
zoom-in Minimnya Pasokan AMDK Bisa Timbulkan Risiko Kesehatan Saat Musim Mudik 
Shutterstock
Ilustrasi AMDK galon guna ulang. 

Pada beberapa kondisi, menurut dr Tati, tubuh orang yang mengalami dehidrasi juga bisa panas atau demam. Hal itu biasanya dirasakan orang yang beraktifitas sangat berat dan kurang minum.

“Orang dalam kondisi seperti ini terkadang suhu badannya suka naik,” ucapnya.

Dia mengatakan dalam keadaan dehidrasi yang cukup berat, itu bisa menyebabkan gangguan aliran darah, ginjal, usus,  dan menyebabkan jantung lebih cepat berdetak, terjadinya diare dan muntah-muntah. “Bahkan, pada beberapa kasus orang itu bisa kejang-kejang dan pingsan karena terjadinya penurunan kesadaran,’ ujarnya.

Dia menuturkan pada prinsipnya dehidrasi kategorisasinya ada yang ringan, sedang, dan berat. Pada kategori ringan dan sedang, itu ada waktu tunggu yang masih bisa ditoleransi untuk memasukkan cairan ke dalam tubuhnya.

Tapi, lanjutnya, jika dehidrasi itu terjadi dalam beberapa hari beruntun, itu sudah masuk ke dalam kategori berat dan harus segera ditangani secara cepat.

“Kalau dalam sehari mungkin tubuh masih bisa menoleransi dengan deposit air dalam tubuh. Tapi pada kondisi 2-3 hari sampai betul-betul kekurangan air sama sekali, itu  harus sudah langsung dengan penanganan petugas medis yang di fasilitas kesehatan,” tukasnya.

Karenanya, dia menyarankan agar dalam bulan-bulan puasa sekarang ini dan saat musim mudik nanti, masyarakat harus mengunsumsi air minum yang cukup. Artinya, ketersediaan airnya juga harus cukup. “Prinsip asupan air tadi yang tetap harus dikontrol. Kadang kan air minum itu diangap hal yang sepele, padahal itu bisa membahayakan kesehatan kita,” ujarnya.

Berita Rekomendasi

Makanya, saat mudik ke kampung halaman saat lebaran nanti, dr Tati mengingatkan agar masyarakat memiliki persediaan air minum yang cukup.

Apalagi melakukan perjalanan yang sangat jauh dengan kondisi panas dan macet di perjalanan, masyarakat tidak bisa tidak minum air.

“Sebab, tubuh kita itu hanya punya daya toleransi kuat untuk bisa memback up kekurangan air itu 6-8 jam saja. Apalagi untuk anak-anak, sebisa mungkin dihindari untuk tidak minum,” katanya.

Masyarakat juga keberatan dengan adanya wacana kebijakan pelarangan tersebut. Susanto, seorang karyawan swasta di Jakarta yang rencananya akan mudik ke kampung halamannya di Solo pada musim lebaran tahun ini, mengungkapkan pada musim lebaran, biasanya permintaan AMDK di daerahnya meningkat hingga 70 persen.

“Itu pengalaman saya waktu mudik tahun kemarin ya. Apalagi katanya ada peningkatan jumlah yang mudik tahun ini, mungkin peningkatannya bisa mencapai 100 persen lebih,” tukasnya.


Melihat kondisi ini, dia pun menyarankan agar tidak dilakukan pelarangan terhadap distribusi AMDK ini.

“Saya khawatir jika dilarang masyarakat akan kekurangan kebutuhan air minum saat lebaran nanti karena adanya kelangkaan barang di warung-warung,” ungkapnya.

Hal senada disampaikan Novy, pedagang kelontong di Depok yang juga rencananya akan mudik ke Kudus, Jawa Tengah.

Menurutnya, keluarganya bisa menghabiskan air minum hingga 4 galon per hari karena banyaknya anggota keluarga yang kumpul di rumah orangtuanya pada saat lebaran. ”Jadi, betapa bingungnya nanti orangtua saya untuk mencari air minum jika distribusi AMDK dibatasi,” tuturnya

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas