Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Minimnya Pasokan AMDK Bisa Timbulkan Risiko Kesehatan Saat Musim Mudik 

Wacana melarang angkutan pemasok AMDK dikhawatirkan ikut menganggu penyediaan kebutuhan AMDK di daerah saat Lebaran nanti.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
zoom-in Minimnya Pasokan AMDK Bisa Timbulkan Risiko Kesehatan Saat Musim Mudik 
Shutterstock
Ilustrasi AMDK galon guna ulang. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wacana kebijakan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang akan melarang angkutan air minum dalam kemasan (AMDK) beroperasi dikhawatirkan ikut menganggu penyediaan kebutuhan AMDK di daerah saat lebaran nanti.

Aturan tersebut bisa menyebabkan kelangkaan air minum di masyarakat sehingga berisiko terhadap kesehatan.

Praktisi Kesehatan dr Hartati B Bangsa mengatakan saat ini air minum itu sudah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat.

Hal itu disebabkan sekitar 70 persen kebutuhan air dalam tubuh itu digunakan untuk menunjang metabolisme tubuh.

“Konsumsi air yang cukup itu untuk membantu efektifitas metabolisme kita bekerja dengan baik. Jadi, sudah menjadi bahan utamalah bagi tubuh kita sehingga tidak bisa disepelekan keberadaannya,” ujar Hartati dalam keterangannya, Senin (27/3/2023).

Menurut dr.Tati, sapaan akrabnya, orang yang mengalami kekurangan air dalam tubuhnya atau dehidrasi memiliki gejala-gejala seperti munculnya rasa haus, fisik terasa lemah dan lesu, bibir pecah-pecah, dan urin berwarna coklat atau pekat. Untuk orang-orang usia produktif, masalah kekurangan air minum ini mungkin tidak terlalu berbahaya.

Berita Rekomendasi

“Tapi, untuk ibu hamil, orang tua apalagi lansia dampaknya bisa menjadi mengkhawatirkan. Apalagi pada kasus-kasus yang ditambahi dengan diare dan segala macam,” tuturnya. 

Kata dr. Tati, untuk anak-anak usia 0-2 tahun, asupan komponen-komponen ASI dari ibunya kemungkinan sudah cukup untuk memenuhi cairan tubuhnya.

Tapi, untuk anak-anak balita yang cukup atraktif, menurutnya, kondisi asupan airnya justru harus dipenuhi dengan mengkonsumsi air minum yang cukup.

“Kalau tidak, metabolisme tubuhnya akan terganggu. Nutrisi saraf yang membutuhkan cairan yang cukup banyak juga akan terganggu, dan lain-lain,” ungkapnya.

Dia menuturkan untuk usia produktif, dibutuhkan 7 sampai 8 gelas atau setara dengan 1,7 - 1,8 liter air minum dalam sehari. 1,7-1,8 liter perhari itu kalau usia-usia produktif, 7 sampai 8 gelas. Sedang ibu hamil membutuhkan tambahan ekstra sekitar 200 sampai 300 mililiter lagi per hari.

Kalau untuk ibu menyusui, tambahannya 3 gelas lagi atau setara dengan 600-700 mililiter lagi. Untuk kebutuhan lansia, tambahan kebutuhan air minumnya perhari itu sekitar 6 gelas atau 1,2 liter lagi dari ukuran usia produktif.  

“Sementara, kalau pada anak-anak usia 1-3 tahun, kebutuhan air minumnya 1,2 sampai 1,3 liter perhari. Kalau usia 4-8 tahun, hampir sama dengan kebutuhan pada orang-orang dewasa yaitu 1,7 liter,” katanya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas