Hal yang Harus Diperhatikan Penderita Diabetes Jika Berpuasa
Jangan mengkonsumsi karbohidrat sederhana karena cepat terserap yang akhirnya mudah memicu hipoglikemia.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penderita tetap bisa menjalankan ibadah puasa di Bulan Ramadan. Namun, ada hal yang harus diperhatikan. Terutama asupan kalorinya.
Demikian dikatakan Dewan Penasehat Physician International Society for Pedriatric and Adolescents Diabetics (ISPAD), Prof Dr dr Aman Bhakti Pulungan, FAAP, FRCP (Hon).
"Misalnya begini, dia anak umur 10 tahun, kalorinya sekitar 2000 saat sebelum puasa. Jadi karbohidrat yang dibutuhkan adalah 250 gram dari total kebutuhan kalorinya. Kalau diabetes, karbohidrat dihitung," ungkapnya pada media workshop Prodia, Kamis (30/3/2023).
Dari total 250 karbohidrat, selama bulan puasa perlu kurangi hingga 80 persen.
Baca juga: Meningkat 70 Kali Lipat, Banyak Orangtua Belum Sadar Anak Bisa Idap Diabetes
"Biasanya saat berbuka kita kasih sekitar 50 persen (karbohidrat), lalu 30 persen pada saat sahur," paparnya lagi.
Hanya saja kata Prof Aman idealnya adalah fifty-fifty untuk cegah hipoglikemia.
Kedua, dianjurkan untuk mengonsumsi karbohidrat yang kompleks.
Jangan mengkonsumsi karbohidrat sederhana karena cepat terserap yang akhirnya mudah memicu Hiperglikemia.
"Roti, pilih gandum. Terus beras itu juga ada beberapa beras karbo lebih kompleks, dan juga indeks glukemi lebih rendah. Kalau protein bebas," kata Prof Aman lagi.
Lebih lanjut Prof Aman menjelaskan jika sebelum puasa, pasien diabetes harus paham untuk cek gula darah sendiri.
Selain itu harus paham, tanda-tanda kegawatan saat hipoglikemia.
Kalau tanda-tanda hipoglikemia muncul, maka sebaiknya puasa harus dibatalkan.
"Jadi sahur cek gula darah, pagi dia cek gula, siang cek gula darah. Kemudian kira-kira dua jam sebelum buka cek gula darah. Jadi boleh sebetulnya dia berpuasa," tutupnya.