Mengenal Gejala Diabetes dan Cara Mencegah Komplikasi Menggunakan Obat Herbal
gejala tipikal yang sering dirasakan penderita diabetes antara lain poliuria (sering buang air kecil), polidipsia (sering haus), dan polifagia
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Diabetes Melitus merupakan penyakit metabolik pada tubuh yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah dalam tubuh saat terlalu banyak gula dalam aliran darah untuk waktu yang lama.
Hal ini, akan mempengaruhi kinerja seluruh organ tubuh, mulai dari mata hingga ujung kaki.
Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam FKUI-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam mengatakan, munculnya diabetes melitus salah satunya dipicu gaya hidup yang serba instan.
Baca juga: Ketua IDAI Ingatkan Hal Ini Pada Anak Penderita Diabetes Tipe Satu yang Ingin Berpuasa
"Perubahan gaya hidup dan pola aktivitas dapat dimulai dengan mengatur pola makan, konsumsi buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik dengan olahraga minimal 30 menit per hari, mengurangi tidur sehabis makan, dan memeriksa gula darah secara rutin,” ujar dr Ari.
Mengutip kemkes.go.id, gejala tipikal yang sering dirasakan penderita diabetes antara lain poliuria (sering buang air kecil), polidipsia (sering haus), dan polifagia (banyak makan/mudah lapar).
Selain itu sering pula muncul keluhan penglihatan kabur, koordinasi gerak anggota tubuh terganggu, kesemutan pada tangan atau kaki, timbul gatal-gatal yang seringkali sangat mengganggu (pruritus), dan berat badan menurun tanpa sebab yang jelas.
Komplikasi diabetes melitus terbagi menjadi 2 jenis, yaitu jangka pendek (akut) dan jangka panjang (kronis).
Hipoglikemia dan ketoasidosis adalah bentuk komplikasi diabetes akut, sedangkan komplikasi diabetes kronis terjadi ketika diabetes melitus sudah mempengaruhi fungsi mata, jantung, ginjal, kulit, saluran pencernaan, dan saraf.
Pengendalian diabetes dapat dilakukan dengan menerapkan tata kelola diabetes mandiri yang terdiri dari edukasi mengenai diabetes, menjalani pola makan yang tepat, berolahraga rutin, mengonsumsi obat yang sesuai dengan kondisi, dan melakukan pemeriksaan gula darah secara berkala.
Baca juga: Penanganan Luka Bagi Penderita Diabetes
Eko Hari Prasetyo selaku Presiden Direktur PT Unique Herbamed Indonesia, mengatakan untuk menurunkan kadar gula darah tinggi bisa dilakukan lewat pengobatan tradisional atau herbal dengan mengkonsumsi obat yang engandung kunyit sebagai komponen utamanya.
"Kandungan kurkumin pada kunyit dapat menurunkan kadar glukosa pada darah. Selain itu, juga mampu meningkatkan insulin dan membuat gejala diabetes jadi lebih mudah ditangani,,” katanya.
Eko menghadirkan Esbi Orevin juga diramu dengan bahan-bahan herbal khas Indonesia yang aman dan efektif untuk mengatasi gejala diabetes.
Ramuan itu ada kandungan Andrographis Paniculata Herbal (sambiloto), Morinda Citrifolia Fructus (mengkudu), Centella Asiatica Herba (pegagan), Tinospora Crispa Caulis (brotowali), Momordica Charantia Fructuss (pare), Orthosiphon Stamineus Folium (kumis kucing), dan Swietenia Mahagoni Semen (mahoni).
Biji mahoni mengandung flavonoid, sejenis antioksidan yang mampu melawan peradangan. Kandungan ini dapat membantu mengatur kadar gula darah dalam tubuh.
Tanaman kumis kucing mengandung kalium dalam jumlah cukup tinggi. Kalium berfungsi menurunkan tekanan darah, menjaga kepadatan tulang, memelihara fungsi saraf dan lain-lain.