Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Dinkes Jakarta: Jumlah Vaksin Covid-19 Menipis, Upaya Terbaik adalah Cegah Sakit

dr Ngabila menjelaskan jika situasi Covid-19 di Jakarta seminggu terakhir sangat terkendali

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Dinkes Jakarta: Jumlah Vaksin Covid-19 Menipis, Upaya Terbaik adalah Cegah Sakit
Pixabay
WHO telah menetapkan subvarian virus corona baru (Covid-19) XBB.1.16 atau Acturus 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dr. Ngabila Salama ungkap cegah sakit adalah upaya terbaik menipisnya jumlah vaksin Covid-19. 

"Saat jumlah vaksinasi yang menipis saat ini, mencegah sakit adalah upaya yang terbaik," ungkap dr Ngabila pada keterangannnya, Selasa (25/4/2023). 

Saat ini, kata dr Ngabila mengungkapkan jika vaksin Pfizer tersisa 1.300 dosis saja se-DKI Jakarta. 

"Vaksin pfizer tersisa 1.300 dosis saja se DKI Jakarta," kata dr Ngabila lagi. 

Lebih lanjut ia pun menjelaskan bagaimana cara mencegah agar tidak sakit. 

Baca juga: Bisnis Tes PCR dan Antigen Terancam Punah, Laboratorium dan Klinik Mulai Alihkan Jenis Usaha

Di antaranya dengan disiplin bermasker terutama jika sedang sakit atau saat bertemu orang sakit, atau di transportasi umum. 

BERITA REKOMENDASI

Sedang pada anak, masker dapat dipakai untuk anak usia 2 tahun ke atas.

Lebih lanjut, dr Ngabila menjelaskan jika situasi Covid-19 di Jakarta seminggu terakhir sangat terkendali.

Tren kasus positif dan kematian tetap, namun cenderung menurun.

"Namun angka testing PCR menurun karena libur hari raya," kata dr Ngabila lagi. 

Jika melihat kasus pertama arcturus di Jakarta, biasanya dibutuhkan waktu 4-8 minggu untuk menjadi dominan dan puncak kasus.


Oleh karena itu perlu dilakukan pemantauan kasus 2-4 minggu ke depan.

Upaya penyebaran virus yg masif terutama pasca libur hari raya dan antisipasi persiapan puncak gelombang kasus arcturus dilakukan dengan melakukan deteksi dini. 

Segera lakukan antigen atau PCR gratis untuk yang bergejala atau kontak erat kasus positif. 

Bergejala batuk, pilek, sakit tenggorokan, demam, mata merah.

Pada orang yg pascamudik tidak perlu melakukan swab antigen atau PCR, begitu pun karantina mandiri di rumah. 

"Ini sudah tidak perlu lagi. Yang penting kalau bergejala atau kontak erat PCR gratis ke puskesmas kecamatan terdekat di Jakarta," terang dr Ngabila.

Iapun menghimbau untuk cegah komplikasi dan kematian dengan minum obat komorbid dengan teratur dan segera lakuka vaksinasi lengkap.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas