Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia Singgung Soal Penurunan Imunisasi Selama Pandemi
Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) singgung soal penurunan imunisasi selama pandemi.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) singgung soal penurunan imunisasi selama pandemi.
"Kita tahu imunisasi di berbagai belahan dunia menurun. Khususnya di Indonesia penurunanan sangat signifikan," ungkapnya pada media briefing, Minggu (14/5/2023).
Penurunan ini terlihat dengan kembalinya Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi atau PD3I.
"Munculnya kembali polio yang tadi kita duga jauh banget di Aceh, ternyata muncul di Purwakarta," papar dr Piprim.
Selain itu ditandai pula dengan munculnya tetanus, baik pada anak atau bayi baru lahir.
"Kemudian muncul campak, rubella, dan memang menghadapi penyakit ini sangat ribet, mahal dan sulit," tambahnya.
Menurutnya, langkah terbaik dari PD3I ini adalah pencegahan.
Baca juga: Simak Cara Pencegahan Penyakit Polio
Cara pencegahan yang telat adalah dengan meningkatkan cakupan imunisasi secara nasional.
"Imunisasi harus tinggi cakupannya. Semakin menular penyakitnya, harus semakin tinggi cakupan vaksinasinya," tegas dr Piprim.
Misalnya, untuk mencegah munculnya campak, imunitas harus tinggi yaitu lebih dari 90 persen.
"Jika pada penyakit menular imunitas yang terbentuk hanya sampai 60 persen saja, maka kejadian luar biasa (KLB) sudah bisa muncul," pungkasnya.