Merokok di Kalangan Remaja Indonesia Dipicu Perilaku Impulsif
Sebanyak 57,4 persen remaja putra, dan 55 persen remaja putri di Indonesia sudah mencoba rokok.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ungkap sebanyak 57,4 persen remaja putra, dan 55 persen remaja putri di Indonesia sudah mencoba rokok.
Lantas mengapa sih remaja di Indonesia merokok?
Terkait hal ini Dokter spesialis anak dan Sekretaris Satgas remaja Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Angga Wirahmadi ungkap alasan kenapa remaja Indonesia sudah merokok.
"Mengapa sih remaja di Indonesia merokok? Mereka itu rentan melakukan perilaku yang impulsif dan berbahaya. Ketika ditantang teman sebaya merokok, mereka merasa tertantang untuk membuktikan diri," ungkapnya pada media briefing virtual, Rabu (31/5/2023).
Selain itu, remaja sering meremehkan bahaya merokok.
Banyak remaja mengatakan sudah merokok, selama satu tahun tapi masih sehat-sehat saja.
Sebagian besar remaja tidak tahu jika dampak merokok bisa dirasakan di masa depan.
Faktor lain adalah pada remaja, rentan mengalami fase kecanduan.
Baca juga: Cara Paling Ampuh Berhenti Merokok: Berhenti Seketika atau Kurangi Secara Bertahap
Apa lagi remaja belum sempurna dalam mengorganisasi keputusan dan perencanaan.
"Ketika ada zat-zat adiktif seperti itu masuk, maka risiko remaja menjadi kecanduan lebih besar dibandingkan dewasa," paparnya lagi.
Maka remaja posisi seperti tadi cenderung merokok.
Di sisi lain, remaja juga mempelajari perokok dari observasi perilaku orang lain.
Lalu ia memilih apakah meniru perilaku tersebut atau tidak. Tentu ini juga dipengaruhi faktor individu.
"Contohnya faktor genetik, jenis kelamin. Laki-laki tentu lebih rentan untuk merokok dibandingkan perempuan. Kedua faktor lingkungan. Semakin banyak lingkungan merokok, remaja mudah terbawa," pungkasnya.