Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Mengenal Gejala Umum Aritmia dan Metode Alternatif Pengobatannya

Penderita aritmia di dunia tercatat sebanyak lebih dari 37 juta kasus atau sebesar 0,51 persen dari total populasi dunia.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
zoom-in Mengenal Gejala Umum Aritmia dan Metode Alternatif Pengobatannya
Shutterstock
Ilustrasi aritmia jantung. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Jumlah penderita aritmia atau gangguan irama jantung secara global tercatat meningkat sebesar 33 persen selama 20 tahun terakhir. 

Data dari Perkumpulan Kardiologi Indonesia tahun 2019, penderita aritmia di dunia tercatat sebanyak lebih dari 37 juta kasus atau sebesar 0,51 persen dari total populasi dunia.

Sementara itu dari data penelitian Multinational Monitoring of Trend and Determinant in Cardiovascular Disease tahun 2021, ditemukan bahwa dalam populasi urban di Jakarta tercatat angka kejadian fibrilasi atrium sebesar 0,2 persen dengan rasio 3:2 untuk laki-laki dan perempuan. 

Baca juga: Mengenal Aritmia si Penyebab Henti Jantung yang Tak Boleh Disepelekan

Hal ini juga dipengaruhi oleh peningkatan persentase populasi usia lanjut di Indonesia dari 8 persen di tahun 2005 hingga di estimasi sebanyak 29 persen di tahun 2050. 

Adapun ciri-ciri umum aritmia adalah detak jantung yang terasa lebih cepat atau tidak beraturan, sesak napas dan mudah lelah. 

Gangguan pada irama jantung juga berkaitan erat dengan penyakit kardiovaskular yang dapat terjadi seiring bertambahnya usia seperti gagal jantung dan jantung koroner, serta dapat juga disebabkan oleh faktor genetik atau penyakit sindrom metabolik seperti diabetes mellitus, obesitas, penyakit ginjal kronis, maupun faktor gaya hidup lainnya.

Berita Rekomendasi

Bertepatan dengan 10 tahun perjalanan melayani masyarakat, Siloam Hospitals TB Simatupang memperkenalkan metode alternatif pengobatan baru yaitu cryoablation untuk mengatasi penyakit aritmia kepada masyarakat. 

Metode ini dilakukan secara minimal invasive procedure dengan menggunakan energi beku di bawah 40 derajat Celsius yang diarahkan ke serambi jantung untuk menciptakan efek terapi.

Prosedur cryoablation juga memerlukan waktu yang lebih singkat yakni sekitar 1-2 jam dibandingkan terapi radiofrekuensi yang memerlukan 4-5 jam untuk sekali prosedur. 

"Cryoablation merupakan metode terobosan terbaru untuk merawat pasien dengan gangguan irama jantung. Metode ini memiliki tingkat keberhasilan yang sama atau bahkan lebih tinggi daripada metode radioterapi, dan dengan resiko yang lebih rendah," ujar dokter spesialis jantung Prof. Dr. dr. Yoga Yuniadi, SP.JP (K), FIHA, FAsCC, FEHRA.

Metode cryoablation diperkenalkan untuk melengkapi pelayanan kesehatan di bidang kardiologi.

Cryoablation melengkapi layanan jantung yang sudah ada mulai dari kateterisasi, ring atau stent jantung, open heart surgery, TEVAR/EVAR, Aortic Valve Repair, pemasangan pacemaker, ablasi 2D & 3D, yang semuanya dapat dikerjakan baik pada pasien dewasa maupun anak-anak.

Hingga hari ini, Selasa (30/5/2023) RS Siloam TB Simatupang telah melakukan lebih dari 2.700 tindakan prosedur kardiologi yang termasuk tindakan katerisasi jantung, pemasangan ring atau stent jantung, dan open heart surgery. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas