Daftar Rekomendasi Imunisasi Anak 2023 dari IDAI, Ada 2 Vaksinasi Baru
Ketua Satgas Imunisasi IDAI, Prof Dr dr Hartono Gunardi, SpA(K), jadwal imunisasi anak rekomendasi IDAI diperbarui setiap 3 tahun.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ikatan Dokter Anak Indonesa (IDAI) memperbarui daftar imunisasi anak tahun 2023.
Terdapat 2 jenis vaksinasi baru yang direkomendasikan untuk anak dan 1 jenis pembaruan vaksinasi.
Ketua IDAI Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) menuturkan penerbitan rekomendasi ini sebagai bagian dari upaya untuk membantu anak-anak Indonesia lebih terlindungi dari penyakit berbahaya yang dapat dicegah.
Selama masa pandemi dan pasca pandemi, cakupan imunisasi menurun signifikan dan mengakibatkan sejumlah
Kejadian Luar Biasa (KLB) seperti Polio di Aceh dan Jawa Barat, Difteri dan Campak di berbagai daerah Indonesia.
Sementara itu, Ketua Satgas Imunisasi IDAI, Prof Dr dr Hartono Gunardi, SpA(K), jadwal imunisasi anak rekomendasi IDAI diperbarui setiap 3 tahun.
Baca juga: Perjalanan Kasus Bayi Meninggal Pasca Imunisasi hingga Alasan Polisi Hentikan Proses Penyelidikan
Rekomendasi ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi praktisi untuk melindungi anak dari PD3I dengan melengkapi imunisasi rutin dan imunisasi kejar pada anak-anak yang tertinggal imunisasinya.
Berikut 14 imunisasi yang direkomendasi untuk anak tahun 2023 mengutip idai.org:
1. Vaksin polio 0 (nol)
Sebaiknya diberikan segera setelah lahir. Apabila lahir di fasilitas kesehatan berikan bOPV-0 saat bayi pulang atau pada kunjungan pertama. Selanjutnya berikan bOPV atau IPV bersama DTwP atau DTaP.
Vaksin IPV minimal diberikan 2 kali sebelum berumur 1 tahun bersama DTwP atau DTaP.
2. Vaksin BCG
Sebaiknya diberikan segera setelah lahir atau segera mungkin sebelum bayi berumur 1 bulan. Bila berumur 3 bulan atau lebih, BCG diberikan bila uji tuberculin negative.
Bila uji tuberculin tidak tersedia, BCG dapat diberikan. Bila timbul reaksi local cepat pada minggu pertama dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk diagnosis tuberculosis.
3. Vaksin DPT
Dapat diberikan mulai umur 6 minggu berupa vaksin DTwP atau DTaP. Vaksin DTaP diberikan pada umur 2,3,4 bulan atau 2,4,6 bulan. Booster pertama diberikan pada umur 18 bulan. Booster berikutnya diberikan pada umur 5-7 tahun atau pada program BIAS kelas 1. Umur 7 tahun atau lebih menggunakan vaksin Td atau Tdap. Booster selanjutnya pada umur 10-18 tahun atau pada program BIAS kelas5. Booster Td diberikan setiap 10 tahun.
4. Vaksin Hepatitis B (HB) monovalen
Sebaiknya diberikan kepada bayi segera setelah lahir sebelum berumur 24 jam, didahului penyuntikan vitamin K1 minimal 30 menit sebelumnya. Bayi dengan berat lahir kurang dari 2000g, imunisasi hepatitis B sebaiknya ditunda sampai berumur 1 bulan atau lebih, kecuali ibu HBsAg positif dan bayi bugar berikan imunisasi HB segera setelah lahir tetapi tidak dihitung sebagai dosis promer.
Bayi lahir dari ibu HBsAg positif, segera berikan vaksin HB dan immunoglobulin hepatitis B(HBlg) pada ekstremitas yang berbeda, maksimal dalam 7 hari terakhir setelah lahir. Imunisasi HB selanjutnya diberikan bersama DTwP atau DTaP.
5. Vaksin pneumokokus (PCV)
Diberikan pada umur 2,4 dan 6 bulan dengan booster pada umur 12 – 15 bulan. Jika belum diberikan pada umur 7-12 bulan, berikan PCV 2 kali dengan jarak 1 bulan dan booster setelah umur 12 bulan dengan jarak 2 bulan dari dosis sebelumnya.
Jika belum diberikan pada umur 1-2 tahun, berikan PCV 2 kali dengan jarak minimal 2 bulan. Jika belum diberikan pada umur 2-5 tahun, PCV10 diberikan 2 kali dengan jarak 2 bulan, PCV13 diberikan 1 kali.
6. Vaksin rotavirus monovalen
Diberikan 2 kali, dosis pertama mulai umur 6 minggu, dosis kedua dengan interval minimal 4 minggu harus selesai pada umur 24 minggu.
7. Vaksin influenza
Diberikan mulai umur 6 bulan, diulang setiap tahun. Pada umur 6 bulan sampai 8 tahun imunisasi pertama 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu. Umur > 9 tahun, imunisasi pertama 1 dosis.
8. Vaksin MR/MMR
Pada umur 9 bulan berikan vaksin MR. Bisa sampai umur 12 bulan belum mendapat vaksin MR, dapat diberikan MMR. Umur 18 bulan berikan MR atau MMR. Umur 5-7 tahun berikan MR (dalam program BIAS kelas 1) atau MMR.
9. Vaksin Japanese encephalitis (JE)
Diberikan mulai umur 9 bulan di daerah endemis atau yang akan bepergian ke daerah endemis. Untuk perlindungan jangka panjang dapat diberikan booster 1-2 tahun kemudian.
10. Vaksin varisela
Diberikan mulai umur 12-18 bulan. Pada umur 1-12 tahun diberikan 2 dosis dengan interval 6 minggu sampai 3 bulan. Umur 13 tahun atau lebih dengan interval 4 sampai 6 minggu.
11. Vaksin hepatitis A
Diberikan 2 dosis mulai umur 1 tahun, dosis ke-2 diberikan 6 bulan sampai 12 bulan kemudian.
12. Vaksin tifoid polisakarida
Diberikan mulai umur 2 tahun dan diulang setiap 3 tahun.
13. Vaksin human papilloma virus (HPV)
Diberikan pada anak perempuan umur 9-14 tahun 2 kali dengan jarak 6-15 bulan (atau pada program BIAS kelas 5 dan 6). Umur 15 tahun atau lebih diberikan 3 kali dengan jadwal 0,16 bulan (vaksin bivalen) atau 0,2,6 bulan (vaksin quadrivalent).
14. Vaksin dengue
Diberikan pada anak umur 9-16 tahun dengan seropositive dengue yang dibuktikan adanya riwayat pernah dirawat dengan diagnosis dengue (pemeriksaan antigen NS-1 dan atau uji serologis IgM/IgG antidengue positif) atau dibuktikan dengan pemeriksaan serologi IgG anti dengue positif.
Jangan Khawatir soal Imunisasi Ganda
Pada saat melakukan imunisasi kejar tidak dapat terlepas dari pemberian imunisasi ganda (suntikan ganda, multiple injection) yang aman, efektif dan efisien dalam memberikan perlindungan cepat terhadap beberapa penyakit sekaligus pada saat yang sama.
Dikatakan oleh Prof. Dr. Sri Rezeki Hadinegoro, dr., Sp.A (K) - Ketua Indonesia Technical Advisory Group of Immunization (ITAGI), imunisasi ganda dalam rangka mengejar keterlambatan imunisasi sangatlah bermanfaat terutama untuk melindungi anak karena imunisasi yang diberikan secepat mungkin dapat segera melindungi anak pada saat yang rentan.
Selain itu, imunisasi ganda juga dapat membantu mengurangi kunjungan karena pemberian imunisasi secara bersamaan berarti orangtua dan anak tidak perlu datang berulang kali ke fasilitas kesehatan.