Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Trauma Bisa Diwariskan dari Orang Tua ke Anak, Bagaimana Menghentikan Siklusnya?

Situasi ini dikenal sebagai trauma antar generasi. Ketika seorang mengalami trauma dan kemudian menciptakan pengalaman yang sama pada anaknya.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
zoom-in Trauma Bisa Diwariskan dari Orang Tua ke Anak, Bagaimana Menghentikan Siklusnya?
Shutterstock
Ilustrasi. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Siklus trauma adalah saat seseorang mengalami trauma dan kemudian menciptakan pengalaman serupa untuk anak-anaknya 

Situasi ini juga dikenal sebagai trauma antar generasi.

Lantas bagaimana cara memutuskan trauma agar tidak diwariskan ke generasi selanjutnya? 

Terkait hal ini, Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa (psikiater) dr Santi Yuliani, M.Sc.Sp.KJ pun ungkap cara yang bisa dilakukan untuk memutuskan trauma. 

Baca juga: Cemas dan Trauma Bisa Sebabkan Disfungsi Ereksi pada Pria

Menurut dr Santi yang langkah awal yang perlu dilakukan adalah mengerti jika perilaku yang muncul dari diri merupakan efek trauma.

"Pertama adalah mengerti kegiatan ini, atau kondisiku ini bagian dari efek trauma ku.
Tahu bahwa yang dilakukan ini adalah bagian trauma, sehingga harus di stop," tuturnya pada talkshow yang diadakan Kementerian Kesehatan, Rabu (15/6/2023). 

Berita Rekomendasi

Contohnya, sadar jika sering berteriak pada anak, merupakan dampak saat kecil tidak menerima rasa aman dari orangtua.

Rasa tidak aman yang pernah dirasakan saat kecil meninggalkan trauma yang selalu membuat anak-anaknha dalam kondisi bahaya. 

"Aku over proteksi. Artinya dia kan tahu, okey, ada rasa aman tidak tercukupi di aku, sehingga aku ingin mendapatkan rasa aman ini secara penuh, dengan cara memegang anakku kuat-kuat," urai dr Santi. 

Kedua, setelah menyadari dan memahami jika memiliki trauma, segera berkonsultasi dengan pihak profesional atau tenaga kesehatan terkait. 

"Pahami dulu, ini bagian trauma ku. Ini bisa dicari di psikater atau psikolog. Dok apakah perilaku ini bagian trauma masa dulu," tuturnya.  

Hal ini lah yang nantinya perlu jadi evaluasi. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas