8 Hal yang Perlu Diketahui seputar Rabies: Gejala, Penularan, Pengobatan, Vaksin serta Pencegahannya
Simak hal-hal yang perlu diketahui seputar rabies, dari gejala, penularan, pengobatan, hingga pencegahannya.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Pravitri Retno W

TRIBUNNEWS.COM - Rabies adalah penyakit yang umumnya ditularkan melalui gigitan hewan rabies.
Virus rabies menginfeksi sistem saraf pusat mamalia, yang pada akhirnya menyebabkan penyakit di otak dan kematian.
Anjing, kucing, kelinci peliharaan, serta hewan liar seperti sigung, rakun, dan kelelawar, dapat menularkan virus rabies ke manusia melalui gigitan dan cakaran.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, sekitar 59.000 orang di seluruh dunia meninggal karena rabies setiap tahun.
Sekitar 99 persen dari mereka pernah digigit anjing gila.
Ketersediaan vaksin untuk hewan dan manusia telah menyebabkan penurunan tajam dalam kasus rabies.
Baca juga: Jenis Vaksin Anti Rabies, Lengkap dengan Waktu Pemberiannya
Dilansir healthline.com, berikut hal-hal yang perlu diketahui seputar rabies.
1. Apa gejala rabies?
Periode antara gigitan dan timbulnya gejala disebut masa inkubasi.
Biasanya butuh waktu 3 minggu sampai 3 bulan bagi seseorang untuk mengembangkan gejala rabies setelah tertular infeksi, menurut CDC.
Namun, masa inkubasi juga bisa berkisar dari 1 minggu hingga 1 tahun, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Serangan awal rabies dimulai dengan gejala mirip flu, termasuk demam, kelemahan otot, dan kesemutan.
Penderita mungkin juga merasa terbakar di tempat gigitan.
Saat virus terus menyerang (Sistem saraf pusat) SSP, ada dua jenis penyakit yang dapat berkembang: rabies ganas dan rabies lumpuh.
- Rabies ganas
Orang yang terjangkit rabies ganas akan menjadi hiperaktif dan bersemangat dan mungkin menunjukkan perilaku yang tidak menentu.

Baca juga: Cara Penularan Rabies serta Langkah Pencegahannya
Gejala lain termasuk:
- insomnia
- kecemasan
- agitasi
- kebingungan
- halusinasi
- kelebihan air liur atau berbusa di mulut
- masalah menelan
- takut air
- Rabies lumpuh
Bentuk rabies ini membutuhkan waktu lebih lama untuk menginfeksi.
Orang dengan infeksi rabies lumpuh perlahan menjadi lumpuh, akhirnya akan koma, dan meninggal dunia.
Menurut WHO, 20 persen kasus rabies pada manusia bersifat rabies lumpuh.
2. Bagaimana orang tertular rabies?
Hewan dengan rabies mentransfer virus ke hewan lain dan manusia melalui cakaran atau air liur setelah gigitan.
Namun, setiap kontak dengan selaput lendir atau luka terbuka juga dapat menularkan virus.
Penularan virus ini dianggap terjadi secara eksklusif dari hewan ke hewan dan hewan ke manusia.

Sementara penularan virus dari manusia ke manusia sangat jarang, ada beberapa kasus yang dilaporkan setelah transplantasi kornea.
Bagi manusia yang tertular rabies, gigitan anjing yang tidak divaksinasi sejauh ini merupakan penyebab paling umum.
Setelah seseorang digigit, virus menyebar melalui saraf ke otak mereka.
Gigitan atau cakaran di kepala dan leher diduga mempercepat penyebaran virus rabies ke otak dan sumsum tulang belakang.
Oleh karena itu, jika leher Anda digigit, sangat penting untuk segera mencari bantuan.
Setelah seseorang digigit, virus rabies menyebar melalui sel saraf ke otak.
Begitu berada di otak, virus berkembang biak dengan cepat.
Aktivitas ini menyebabkan radang otak dan sumsum tulang belakang yang parah, setelah itu pasien memburuk dengan cepat dan meninggal.
3. Hewan yang dapat menularkan penyakit rabies
Baik hewan liar maupun hewan peliharaan dapat menyebarkan virus rabies.
Hewan berikut adalah sumber utama infeksi rabies pada manusia:
anjing
kelelawar
musang
kucing
sapi
kambing
kuda
kelinci
berang-berang
coyote
rubah
monyet
rakun
sigung
burung kayu
4. Siapa yang berisiko tertular rabies?
Bagi kebanyakan orang, risiko tertular rabies relatif rendah.
Namun, ada situasi tertentu yang dapat menempatkan seseorang berada pada risiko yang lebih tingg, yaitu:
- tinggal di daerah yang dihuni oleh kelelawar
- tinggal di daerah pedesaan di mana ada paparan yang lebih besar terhadap hewan liar serta sedikit atau tidak ada akses ke vaksin dan terapi pencegahan
- bepergian ke negara-negara berkembang
- sering berkemah dan paparan hewan liar
- berusia di bawah 15 tahun (karena rabies paling sering terjadi pada kelompok usia ini)
Meskipun anjing penyebab sebagian besar kasus rabies di seluruh dunia, kelelawar adalah penyebab kematian rabies terbanyak di Amerika Serikat.
5. Bagaimana dokter mendiagnosis rabies?
Tidak ada tes untuk mendeteksi tahap awal infeksi rabies.
Setelah timbulnya gejala, dokter dapat menggunakan tes seperti tes darah, jaringan, atau air liur untuk membantu menentukan apakah seseorang mengidap penyakit tersebut.
Tes jaringan meliputi tes antibodi fluoresen langsung (DFA) dan biopsi leher.
Jika pasien pernah digigit binatang buas, dokter biasanya akan memberikan suntikan pencegahan vaksin rabies untuk menghentikan infeksi sebelum gejala muncul.
6. Apakah rabies bisa disembuhkan?
Begitu seseorang mengidap rabies, jarang penyakitnya bisa disembuhkan.
Namun, setelah terkena virus rabies, pasien dapat melakukan serangkaian suntikan untuk mencegah infeksi.
Imunoglobulin rabies, yang memberi pasien dosis antibodi rabies untuk melawan infeksi, membantu mencegah virus mendapatkan pijakan.
Kemudian, mendapatkan vaksin rabies adalah kunci untuk menghindari penyakit tersebut.
Hewan yang mengigit juga sebaiknya diuju.
Jika hewan tersebut tidak rabies, pasien dapat menghindari suntikan rabies dalam jumlah besar.
Namun, jika hewan tersebut tidak dapat ditemukan, tindakan yang paling aman adalah mengambil suntikan pencegahan.
7. Vaksin rabies
Mendapatkan vaksinasi rabies sesegera mungkin setelah gigitan hewan adalah cara terbaik untuk mencegah infeksi.
Vaksin rabies diberikan dalam rangkaian lima suntikan selama 14 hari.
Dokter akan merawat luka pasien dengan mencucinya selama minimal 15 menit dengan sabun dan air, detergen, atau yodium.
Kemudian, dokter akan pasien suntikan imunoglobin rabies dan pasien akan memulai putaran empat suntikan untuk vaksin rabies.
Protokol ini dikenal sebagai profilaksis pasca paparan.
8. Bagaimana cara mencegah rabies?
Rabies adalah penyakit yang dapat dicegah.
Ada langkah-langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk mencegah tertular rabies:
- Dapatkan vaksinasi rabies sebelum bepergian ke negara berkembang, atau sebelum bekerja dekat dengan hewan, atau bekerja di laboratorium yang menangani virus rabies.
- Vaksinasi hewan peliharaan
- Cegah hewan peliharaan berkeliaran di luar.
- Laporkan hewan liar ke kontrol hewan.
- Hindari kontak dengan hewan liar.
- Cegah kelelawar memasuki rumah atau bangunan lain di dekat rumah.
- Laporkan tanda-tanda hewan yang terinfeksi ke kontrol hewan atau departemen kesehatan setempat.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.