Banyak Dialami Jemaah Haji, Apa Itu Demensia?
Para jemaah yang mengalami Demensia ini bahkan tidak menyadari bahwa saat ini mereka tengah menjalankan ibadah Haji di tanah suci, Arab Saudi.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
Tanda dan gejala umum termasuk di antaranya mewujudkan mimpinya saat tidur, melihat hal-hal yang sebenarnya tidak ada (halusinasi visual) serta masalah dengan fokus dan perhatian.
Tanda-tanda lain termasuk gerakan tidak terkoordinasi atau lambat, tremor dan parkinsonisme.
Demensia Frontotemporal
Ini adalah sekelompok penyakit yang ditandai dengan kerusakan sel saraf dan hubungannya di lobus frontal serta temporal otak.
Demensia ini, area yang umumnya terkait dengan kepribadian, perilaku dan bahasa.
Gejala umum yang biasanya muncul mempengaruhi perilaku, kepribadian, pemikiran, penilaian serta bahasa dan gerakan.
Demensia campuran
Studi otopsi terhadap otak orang berusia di atas 80 tahun yang menderita Demensia menunjukkan bahwa banyak yang memiliki kombinasi beberapa penyebab, seperti penyakit Alzheimer, Femensia Vaskular dan Demensia Lewy Body.
Studi sedang berlangsung untuk menentukan bagaimana Demensia campuran mempengaruhi gejala dan perawatan.
Lalu apa saja gangguan lainnya yang terkait dengan Demensia?
Penyakit Huntington
Ini disebabkan oleh mutasi genetik, penyakit ini menyebabkan kerusakan sel-sel saraf tertentu di otak dan sumsum tulang belakang anda.
Tanda dan gejala yang muncul termasuk penurunan kemampuan berpikir (kognitif) yang parah, biasanya muncul sekitar usia 30 atau 40 tahun.
Cedera otak traumatis (TBI)
Kondisi ini paling sering disebabkan oleh trauma kepala yang berulang.
Petinju, pemain sepak bola atau tentara mungkin akan mengembangkan kondisi TBI ini.
Kondisi ini dapat menyebabkan tanda dan gejala Demensia seperti depresi, meledak-ledak, kehilangan ingatan dan gangguan bicara, tergantung pada bagian otak mana yang cedera.
TBI juga dapat menyebabkan parkinsonisme, gejalanya mungkin tidak muncul sampai bertahun-tahun setelah trauma.
Penyakit Creutzfeldt-Jakob
Gangguan otak langka ini biasanya terjadi pada orang tanpa faktor risiko yang diketahui.
Kondisi ini mungkin disebabkan oleh endapan protein menular yang disebut prion, tanda dan gejala kondisi fatal ini biasanya muncul setelah usia 60 tahun.
Penyakit ini biasanya tidak diketahui penyebabnya, namun dapat diwariskan.
Ini juga dapat disebabkan oleh paparan otak yang sakit atau jaringan sistem saraf seperti dari transplantasi kornea.
Penyakit Parkinson
Banyak orang dengan penyakit Parkinson akhirnya mengembangkan gejala Demensia (Parkinson's Disease Dementia).
Lalu apa saja kondisi mirip Demensia yang dapat kembali muncul?
Ada beberapa penyebab Demensia atau gejala mirip Demensia dapat kembali muncul karena pengobatan, termasuk di antaranya:
- Infeksi dan gangguan kekebalan tubuh
Gejala mirip Demensia dapat terjadi akibat demam atau efek samping lain dari upaya tubuh anda dalam melawan infeksi.
Multiple sclerosis dan kondisi lain yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang menyerang sel saraf juga dapat menyebabkan Demensia.
- Masalah metabolisme dan kelainan endokrin
Orang dengan masalah tiroid, gula darah rendah (hipoglikemia), terlalu sedikit atau terlalu banyak natrium dan kalsium, hingga masalah dalam menyerap vitamin B-12 dapat mengembangkan gejala seperti Demensia atau perubahan kepribadian lainnya.
- Kekurangan gizi
Tidak minum cukup cairan (dehidrasi), tidak mendapatkan cukup thiamin (vitamin B-1) yang umum terjadi pada orang dengan alkoholisme kronis dan tidak mendapatkan cukup vitamin B-6 dan B-12 dalam makanan yang anda konsumsi juga dapat menyebabkan gejala seperti Demensia.
Kekurangan copper atau tembaga dan vitamin E juga dapat menyebabkan gejala Demensia.
- Efek samping obat
Efek samping obat, reaksi obat atau interaksi beberapa obat dapat menyebabkan gejala seperti Demensia.
- Hematoma subdural
Pendarahan antara permukaan otak dan penutup otak yang umum terjadi pada lansia setelah jatuh, dapat menyebabkan gejala yang mirip dengan Demensia.
- Tumor otak
Demensia dapat terjadi akibat kerusakan yang disebabkan oleh tumor otak, namun ini jarang terjadi.
- Hidrosefalus tekanan normal
Kondisi yang disebabkan oleh pembesaran ventrikel di otak ini dapat menyebabkan masalah berjalan, kesulitan buang air kecil dan kehilangan ingatan.
Lalu apa saja faktor risikonya?
1. Faktor risiko yang tidak dapat diubah
- Usia
Risiko meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah anda memasuki usia 65 tahun.
Namun, demensia bukanlah bagian normal dari penuaan dan Demensia dapat terjadi pada orang yang lebih muda.
- Riwayat keluarga
Memiliki riwayat keluarga dengan Demensia menempatkan anda pada risiko yang lebih besar untuk mengembangkan kondisi tersebut.
Namun banyak orang dengan riwayat keluarga tidak pernah mengalami gejala, dan banyak orang tanpa riwayat keluarga justru mengalaminya.
Ada tes yang dapat dilakukan untuk menentukan apakah anda memiliki mutasi genetik tertentu.
- Down Syndrome
Pada usia paruh baya, banyak orang dengan down syndrome yang mengembangkan penyakit Alzheimer dini.
2. Faktor risiko yang dapat diubah
Anda mungkin dapat mengontrol faktor risiko Demensia berikut ini, meliputi:
- Diet dan olahraga
Penelitian menunjukkan bahwa kurang olahraga dapat meningkatkan risiko Demensia.
Meskipun diketahui tidak ada diet khusus yang dapat mengurangi risiko Demensia, penelitian menunjukkan bahwa insiden Demensia lebih memungkinkan terjadi pada orang yang mengkonsumsi makanan tidak sehat dibandingkan dengan mereka yang mengikuti diet gaya Mediterania yang kaya akan hasil bumi, biji-bijian dan kacang-kacangan.
- Konsumsi alkohol yang berlebihan
Minum alkohol dalam jumlah besar telah lama diketahui menyebabkan perubahan pada otak.
Beberapa penelitian dan ulasan besar menemukan bahwa alkohol memicu gangguan penggunaan yang dikaitkan dengan peningkatan risiko Demensia, terutama demensia onset dini.
- Faktor risiko kardiovaskular
Ini termasuk tekanan darah tinggi (hipertensi), kolesterol tinggi, penumpukan lemak di dinding arteri (aterosklerosis) dan obesitas.
- Depresi
Meski belum dipahami secara baik, depresi pada usia lanjut mungkin mengindikasikan perkembangan Demensia.
- Diabetes
Memiliki penyakit diabetes dapat meningkatkan risiko Demensia, terutama jika tidak terkontrol dengan baik.
- Merokok
Merokok dapat meningkatkan risiko terkena Demensia dan penyakit pembuluh darah.
- Polusi udara
Studi pada hewan menunjukkan bahwa partikulat polusi udara dapat mempercepat degenerasi sistem saraf.
Sedangkan penelitian pada manusia telah menemukan bahwa paparan polusi udara, terutama dari knalpot lalu lintas dan pembakaran kayu dikaitkan dengan risiko Demensia yang lebih besar.
- Trauma kepala
Orang yang pernah mengalami trauma kepala parah memiliki risiko lebih besar terkena penyakit Alzheimer.
Beberapa penelitian besar menemukan bahwa risiko Demensia dan penyakit Alzheimer meningkat pada orang berusia 50 tahun atau lebih, yang mengalami cedera otak traumatis (TBI).
Risiko meningkat pada orang dengan TBI yang lebih parah dan multiple.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa risikonya mungkin paling besar dalam enam bulan pertama hingga dua tahun setelah TBI.
- Gangguan tidur
Orang yang menderita sleep apnea dan gangguan tidur lainnya mungkin berisiko lebih tinggi terkena Demensia
- Kekurangan vitamin dan nutrisi
Kadar vitamin D, vitamin B-6, vitamin B-12 dan folat yang rendah dapat meningkatkan risiko Demensia.
- Obat yang dapat memperburuk ingatan
Cobalah untuk menghindari obat tidur yang dijual bebas yang mengandung diphenhydramine (Advil PM, Aleve PM) dan obat-obatan yang digunakan untuk mengobati urgensi kencing seperti oxybutynin (Ditropan XL).
Batasi pula obat penenang dan obat tidur serta bicarakan hal ini dengan dokter anda tentang apakah di antara obat yang anda minum, ada yang dapat memperburuk ingatan anda.
Lalu apa saja komplikasi yang ditimbulkan dari Demensia?
- Nutrisi buruk
Banyak penderita Demensia akhirnya mengurangi atau berhenti makan, sehingga mempengaruhi asupan nutrisinya.
Pada akhirnya, mereka mungkin tidak dapat mengunyah dan menelan.
- Radang paru-paru
Kesulitan menelan meningkatkan risiko tersedak atau aspirasi makanan ke dalam paru-paru yang dapat menyumbat pernafasan dan menyebabkan pneumonia.
- Ketidakmampuan untuk melakukan tugas perawatan diri.
Saat Demensia berkembang, hal itu dapat mengganggu aktivitas seperti mandi, berpakaian, menyikat rambut atau gigi, menggunakan toilet secara mandiri hingga minum obat sesuai petunjuk.
- Tantangan keamanan pribadi
Beberapa situasi sehari-hari dapat menimbulkan masalah keamanan bagi penderita Demensia, termasuk mengemudi, memasak dan berjalan serta hidup sendiri.
- Kematian
Demensia stadium akhir menyebabkan koma dan kematian, seringkali karena infeksi.
Lalu bagaimana langkah pencegahannya?
Tidak ada cara pasti yang dapat dilakukan untuk mencegah Demensia, namun ada beberapa langkah yang dapat anda lakukan dan mungkin dapat membantu.
Diperlukan lebih banyak penelitian, namun kemungkinan melakukan hal-hal ini akan dapat mencegah munculnya penyakit itu.
- Tetap berpikir secara aktif
Aktivitas yang merangsang mental, seperti membaca, memecahkan teka-teki dan bermain permainan kata, serta melatih ingatan dapat menunda timbulnya Demensia dan mengurangi efeknya.
- Aktif secara fisik dan sosial
Aktivitas fisik dan interaksi sosial dapat menunda timbulnya Demensia dan mengurangi gejalanya.
Anda bisa berolahraga 150 menit dalam seminggu.
- Berhenti merokok
Beberapa studi telah menunjukkan bahwa merokok pada usia paruh baya dan seterusnya dapat meningkatkan risiko Demensia dan kondisi pembuluh darah.
Berhenti merokok dapat mengurangi risiko dan akan meningkatkan kesehatan tubuh anda.
- Konsumsi vitamin yang cukup
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang dengan kadar vitamin D rendah dalam darahnya lebih mungkin mengembangkan penyakit Alzheimer dan bentuk Demensia lainnya.
Anda bisa mendapatkan vitamin D melalui makanan, suplemen dan paparan sinar matahari tertentu.
Studi lebih lanjut diperlukan sebelum peningkatan asupan vitamin D direkomendasikan untuk mencegah Demensia, namun merupakan ide bagus untuk memastikan anda mendapatkan vitamin D yang cukup.
Mengkonsumsi vitamin B kompleks dan vitamin C setiap hari juga dapat membantu mencegah Demensia.
- Kelola faktor risiko kardiovaskular
Mengobati tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan diabetes, menurunkan berat badan jika anda kelebihan berat badan.
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan risiko yang lebih tinggi dari beberapa jenis Demensia.
Namun diperkukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan apakah mengobati tekanan darah tinggi dapat mengurangi risiko Demensia.
- Mengobati kondisi kesehatan
Temui dokter anda untuk pengobatan depresi atau kecemasan.
- Pertahankan pola makan yang sehat
Pola makan seperti diet Mediterania kaya akan buah-buahan, sayuran, biji-bijian dan asam lemak omega-3 yang biasa ditemukan pada ikan dan kacang-kacangan tertentu, dapat meningkatkan kesehatan serta menurunkan berat badan.
Diet jenis ini juga meningkatkan kesehatan jantung yang dapat membantu menurunkan risiko Demensia.
- Dapatkan tidur yang berkualitas
Latih cara yang tidur yang baik, dan bicarakan dengan dokter jika anda mendengkur keras atau mengalami periode di mana anda berhenti bernafas atau terengah-engah saat tidur.
- Mengobati masalah pendengaran
Orang dengan gangguan pendengaran memiliki peluang lebih besar untuk mengalami penurunan kognitif.
Perawatan dini pada gangguan pendengaran, seperti penggunaan alat bantu dengar dianggap dapat membantu mengurangi risikonya.