Dokter Spesialis: Vaksinasi Lengkap Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
Menurut r Dokter Spesialis Anak, dr. Melia Yunita, M.Sc., Sp.A, anak usia lima tahun sebaiknya mendapatkan vaksin booster difteri, pertusis, tetanus.
Penulis: Willem Jonata
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masih cukup banyak orang tua beranggapan imunisasi anak hanya berlangsung hingga umur 9 bulan.
Padahal vaksinasi juga dilakukan untuk anak usia 18 bulan hingga 5 tahun.
“Mungkin banyak informasi yang tidak sampai ke masyarakat. Sehingga, akibatnya kayak kemarin kejadian polio, yang sebenarnya menyerang anak-anak yang sudah besar. Biasanya kalau anak bayi ini Ibu-ibu rajin untuk update mana yang belum vaksinnya, tapi ketika anaknya sudah besar sudah lupa dan jadwalnya terlambat,” ujar Dokter Spesialis Anak, dr. Melia Yunita, M.Sc., Sp.A., dalam Live Instagram yang diadakan Kalbe Farma belum lama ini.
Menurut dia, anak usia lima tahun sebaiknya mendapatkan vaksin booster difteri, pertusis, tetanus, dan polio.
Vaksin itu perlu diberikan supaya anak-anak sudah memiliki antibodi dan mencegah kata terlambat untuk imunisasi.
Jika tidak menerima vaksinasi tersebut bisa berakibat fatal bagi kesehatan anak.
Sebagai contohnya, wabah difteri yang menyebabkan banyak korban meninggal dunia. Kemudian polio yang melumpuhkan penderitanya, berakibat terhadap kualitas hidup pasien.
Polio, lanjut dia, tidak bisa sembuh. Bisa dibayangkan anak mengalami kelumpuhan selama-lamanya.
"Kalau ada satu orang terkena polio, itu sebenarnya sudah ada beberapa orang yang positif tetapi tidak bermanifestasi sampai lumpuh karena gejala untuk infeksi polio itu beragam, ada yang demam bahkan ada yang tidak bergejala, tetapi ada juga yang gejalanya berat sampai lumpuh itu,” ungkap dr. Melia.
Dokter Melia menekankan bahwa vaksin memberikan imunitas pada anak sebagai upaya pencegahan penyakit berbahaya.
Vaksinasi secara efektif dapat mengurangi risiko sejumlah penyakit, hingga mencegah kematian dan komplikasi penyakit.
Apabila buku data vaksinasi anak hilang ketika anak berusia 5 tahun, atau ibu ragu anak sudah divaksin atau belum, maka Ibu dapat segera membawa anak untuk divaksin booster sebab tidak ada yang namanya overdosis vaksin.
Franchise Manager PT Kalventis Sinergi Farma, Dainty Loresia mengatakan, vaksin ini menyelamatkan lebih dari tiga juta orang setiap tahunnya. Menurut data WHO salah satunya adalah vaksin pra-sekolah.
Menurut dia, ini sangat penting. Sebagai orangtua pasti ingin yang terbaik untuk anak mereka.
"Ternyata salah satu bagian untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak itu dengan pencegahan atau dengan vaksinasi,” kata Dainty Loresia.
Seiring perkembangan, vaksin DPT combo full range, yakni mulai dari vaksin primer, pre-school booster, dan booster adult.
Vaksin primer yang dimiliki Kalventis ialah hexavalent, maka cukup satu kali suntikan dapat mencegah enam penyakit berbahaya, yakni Difteri, Tetanus, aPertusis, IPV, Hepatitis B, dan Hib (Haemophilus influenza tipe B).
“Lalu ada vaksin booster untuk usia 18 bulan, jadi untuk memakai yang hexavalent. Setelah itu ada DPT yang booster di usia 5 tahun menggunakan rekomendasi dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia). Kandungannya di vaksin Kalventis sesuai, karena D-nya besar, P besar, dan T besar. Jadi dosisnya besar serta ada bonus polio,” kata Dainty.
Baca juga: EUA Vaksin Covid-19 Keluar, Ahli Anjurkan Segerakan Vaksinasi Anak
“Ada juga booster untuk adult, jadi kalau pre-school booster 5-7 tahun lupa diberikan, ada yang untuk 7-10 tahun yang catch up namanya. Untuk adult juga ada, jadi lengkap ya untuk DPT combo dari Kalventis,” tandasnya.