Hari Peringatan Vitiligo Sedunia, Masyarakat Diajak Hilangkan Diskriminasi
Orang yang memiliki kelainan kulit (vitiligo) atau biasa disebut vitiligan, saat ini masih kerap mendapatkan perlakuan diskriminatif di masyarakat.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Orang yang memiliki kelainan kulit (vitiligo) atau biasa disebut vitiligan, saat ini masih kerap mendapatkan perlakuan diskriminatif di masyarakat.
Para Vitiligan ini bahkan merasakan perundungan atau bullying, penolakan secara sosial hingga sulit mendapatkan pekerjaan dan dikucilkan dari lingkungan sekitar.
Ini tentu membuat banyak di antara mereka mengalami efek psikologis seperti trauma. Tidak jarang, sebagian Vitiligan ini ada yang ingin mengakhiri hidupnya.
Dikutip dari nhs.uk, Kamis (29/6/2023), Vitiligo adalah kondisi jangka panjang, di mana bercak putih pucat muncul pada kulit.
Ini disebabkan oleh kurangnya melanin, yang merupakan pigmen pada kulit. Vitiligo dapat menyerang area kulit mana saja, namun biasanya terjadi pada wajah, leher dan tangan, serta pada lipatan kulit.
Area kulit yang pucat lebih rentan terbakar sinar matahari, oleh karena itu penting untuk lebih berhati-hati saat berada di bawah sinar matahari.
Disarankan bagi para Vitiligan untuk menggunakan tabir surya dengan Sun Protection Factor (SPF) yang tinggi.
Menyoroti diskriminasi yang kerap dialami Vitiligan sekaligus memperingati Hari Peringatan Vitiligo Sedunia, Regenesis Indonesia melalui program Selflove Movement menggelar aktivitas bertajuk 'Small Movement for Big Movement' bersama sekelompok sahabat Vitiligan yang berasal dari kawasan Jabodetabek.
Founder dan Direktur Regenesis Indonesia, Ron Pirolo mengatakan, langkah ini menjadi aktivitas pertama yang digelar setelah 3 tahun peluncuran program.
Baca juga: Mengenal Penyakit Vitiligo, Kondisi Kulit dengan Bercak Putih Pucat di Area Tertentu
"Kegiatan kali ini menjadi berbeda, karena tahun-tahun lalu kita hanya melakukan donasi dengan diwakili oleh beberapa Dept Kulit di beberapa Rumah Sakit Pemerintah. Maka untuk pertama kalinya setelah pandemi virus corona (Covid-19), Regenesis bertatap muka langsung dan bersinergi bersama dalam Hari Peringatan Vitiligo Sedunia yaitu tepat pada 25 Juni 2023," jelas Ron, kepada wartawan, beberapa waktu lalu.
Corporate Brand Manager Regenesis Gita Yohanna Thomdean,S Farm Apt, mengatakan bahwa pihaknya kini telah menjangkau lebih dari 2100 Vitiligan yang tergabung dalam Instagram Selflove Movement dan Facebook Vitiligo Regenesis.
Baca juga: Penyakit Vitiligo Pengaruhi Psikologis Penderitanya, Bisakah Sembuh Total?
Para Vitiligan ini diajak untuk berbagi surat cinta kepada masyarakat luas.
Surat ini berisi edukasi terkait vitiligo dan penekanan bahwa vitiligo bukan merupakan penyakit menular atau penyakit kutukan seperti informasi yang telah tersebar luas.
"Selain memberikan donasi Vitiskin kepada para Vitiligan, kami juga menggerakkan para sahabat selflove atau Vitiligan bersama dengan team Regenesis untuk berbagi surat cinta kepada masyarakat umum," kata Gita.
Baca juga: Sinar UV, Krim Topikal, atau Laser, Mana Perawatan Terbaik Penderita Vitiligo?
Melalui penyebaran surat cinta ini, pihaknya berharap masyarakat luas dapat menjadi support system yang baik bagi Vitiligan, sehingga tidak ada lagi diskriminasi bagi mereka.
"Di sela aktivitas Regenesis juga mengajak para Vitiligan membuat neurographic art, salah satu tools yang dapat membantu untuk self healing," jelas Gita.
Sanchia, yang baru menjadi seorang Vitiligan selama 1 tahun ini mengatakan bahwa surat cinta tahap awal yang baru disebarkan di Jakarta Selatan ini diharapkan dapat berdampak besar bagi perubahan mindset masyarakat mengenai Vitiligan. Program Peringatan Hari Vitiligo Sedunia berlanjut hingga 30 Juni 2023.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.