Ini 3 Cara Penularan Antraks ke Manusia
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan, 93 warga di kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terjangkit penyakit antraks.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Wahyu Aji
Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan, 93 warga di kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terjangkit penyakit antraks.
Hal ini berdasarkan tes serologi yang dilakukan dinas kesehatan setempat.
Kemenkes menyebut, kasus antraks yang mencuat ini merupakan kasus pertama di sepanjang tahun 2023.
Antraks diketahui masuk golongan zoonotik atau penularannya hanya dari hewan ke manusia, tak bisa dari manusia ke manusia.
Kepala Dinas Kesehatan Gunung Kidul, Dewi Irawaty menyampaikan ada tiga cara penyakit antraks menular ke manusia.
Cara pertama yakni penularan antraks dari hewan ke manusia paling banyak melalui kontak langsung dengan kulit. Kontak tersebut bisa menimbulkan antraks kulit yang memiliki gejala muncul koreng di mana pada bagian tengah berwarna kehitaman, sementara pada pinggiran luka koreng bengkak.
“Untuk penularan ke manusia itu ada tiga jalan, yang paling banyak adalah kontak langsung dengan kulit manusia. Itu bisa menimbulkan antraks kulit, gejalanya itu ada koreng, di tengah agak kehitaman, pinggirannya agak bengkak, itu ciri khasnya,” kata Dewi dalam tayangan Kompas TV, Rabu (5/7/2023).
Penularan antraks kulit ini kata Dewi, jadi yang paling banyak dengan mayoritas 95 persen temuan kasus.
“Kalau kulit lebih dari 95 persen antraks yang ditemukan adalah antraks kulit,” katanya.
Cara penularan kedua yakni antraks yang tertular karena konsumsi daging.
Sedangkan cara terakhir adalah antraks melalui saluran pernapasan.
Dua cara penularan itu dinilai lebih berbahaya ketimbang antraks kulit.
“Kemudian antraks pencernaan yang masuknya karena dikonsumsi. Terakhir antraks melalui saluran pernapasan. Kedua ini agak lebih berbahaya dibanding antraks kulit,” kata Dewi.
Dewi menerangkan bahwa penularan antraks kulit bisa saja diidentifikasi oleh orang awam.
Baca juga: 93 Warga Terjangkit Antraks, Kemenkes: Gunungkidul DIY Endemik Antraks
Namun untuk kepastiannya tetap harus dilakukan diagnosa dokter dan diperkuat dengan pengambilan sampel darah untuk diteliti di laboratorium.
“Mungkin bisa (orang awam mengidentifikasi antraks kulit) kalau jelas sekali, tapi semua diagnosa harus dinyatakan oleh dokter, dan akan diperkuat lagi bila diambil sampel darahnya, dikirim ke lab akan terlihat dia positif atau tidak,” jelas dia.
Dewi mengatakan obat untuk penyakit antraks sudah tersedia. Antraks bisa diatasi jika mengetahui dan dilakukan penanganan sejak awal.
“Obat itu tersedia, kalau kita cepat mengetahui dan menangani akan bisa teratasi,” pungkas Dewi.