Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Kepala BKKBN Ungkap Rumah Beratap Asbes Berisiko Sebabkan TBC

Rumah yang dibangun menggunakan atap asbes termasuk rumah tidak layak huni karena berisiko sebabkan tuberkulosis (TBC).

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Endra Kurniawan
zoom-in Kepala BKKBN Ungkap Rumah Beratap Asbes Berisiko Sebabkan TBC
Freepik
Ilustrasi TBC - Kepala BKKBN ungkap rumah beratap asbes berisiko sebabkan tuberkulosis (TBC). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Rumah yang dibangun menggunakan atap asbes termasuk rumah tidak layak huni karena berisiko sebabkan tuberkulosis (TBC).

Hal ini diungkapkan oleh Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K).

Lebih lanjut, ia mengungkapkan jika rumah tidak layak huni banyak terdapat di Tegal Timur, Kota Tegal (Jawa Tengah), tercatat sebesar 36,58 persen.

Kondisi ini perlu perhatian serius karena penghuninya mudah terserang penyakit TBC.

Atap dari seng, disebut dr. Hasto, justru lebih sehat.

Baca juga: Menkes Sebut Setiap Tahun Ada 969 Ribu Orang Terkena TBC

Di sisi lain, menurut Hasto rumah tak layak huni juga ditandai bila jendela rumah tidak lebih dari 10 persen luas bangunan rumah.

Berita Rekomendasi

"Lantai rumah tidak dikeramik, juga tidak memenuhi syarat rumah layak huni," ungkap nya pada keterangan resmi, Rabu (19/7/2023).

Dilansir dari Tribunews Health, asbes adalah mineral yang ditemukan berabad-abad yang lalu dan merupakan bahan bangunan pokok.

Bahaya asbes berasal dari komposisinya yang berserat.

Saat rusak, ia melepaskan remahan serat yang bisa dihirup manusia.

Baca juga: Ajak Generasi Muda Tanggulangi TBC, Johnson & Johnson Luncurkan Kampanye TB Warriors 2.0

Bahkan paparan satu kali dapat menanamkan serat ini di paru-paru, menyebabkan iritasi dan jaringan parut.

Gejala mungkin tidak muncul selama beberapa dekade.

Bisa jadi gejala beru terasa antara 10 dan 40 tahun setelah paparan awal itu.

Gejalanya bervariasi dalam tingkat keparahan tetapi mungkin termasuk:

- Sesak napas
- Batuk kering dan terus-menerus
- Nyeri dada dan sesak
- Suara kering dan berderak di paru-paru saat menghirup
- Jari tangan dan kaki yang lebih bulat dan lebar disebabkan oleh proses yang dikenal sebagai clubbing

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas