Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Ini yang Akan Terjadi Jika Polusi Masuk ke Saluran Napas Manusia

Kualitas udara di Jakarta belum kunjung membaik karena polusi. Ini penjelasan dokter jika jika polusi masuk ke saluran napas manusia. 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Ini yang Akan Terjadi Jika Polusi Masuk ke Saluran Napas Manusia
Financial Times
Ilustrasi polusi udara.Kualitas udara di Jakarta belum kunjung membaik karena polusi. Ini penjelasan dokter jika jika polusi masuk ke saluran napas manusia.  

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kualitas udara di Jakarta belum kunjung membaik. 

Kondisi udara di Jakarta dinyatakan tidak sehat karena berpolusi. 

Kualitas udara di Jakarta belum kunjung membaik karena polusi. Ini penjelasan dokter jika jika polusi masuk ke saluran napas manusia. 

Dokter spesialis paru dr Agus Dwi Susanto, SpP pun berikan informasi apa yang terjadi jika polusi masuk ke saluran napas manusia. 

Baca juga: Ketahui Jenis Masker yang Efektif Tangkal Polusi Udara

Hal pertama yang terjadi adalah terjadinya iritasi pada mukosa dan epitel.

Mukosa adalah lapisan basah yang berkontak dengan lingkungan eksternal seperti rongga hidung, dan rongga tubuh lainnya.

Berita Rekomendasi

Sedangkan epitel lapisan besar sel yang menutupi semua permukaan tubuh yang terpapar lingkungan eksternal dan melapisi rongga tubuh internal.

"Problem utama nomor satu adalah iritasi, ini akan cepat muncul dalam jangka pendek. Baik gas dan partikel sifatnya iritasi akan menyebabkan iritasi pada mukosa atau epitel," ungkapnya pada media briefing virtual, Kamis (10/8/2023). 

Baca juga: Udara Jakarta Memburuk Lagi, Pakar Ingatkan Penyebabnya dan Putusan Sidang yang Belum Dijalankan

Awalnya, mata bisa menjadi merah dan berair usai polusi terhirup dan masuk ke hidung 

Hidung pun menjadi berair, gatal dan tersumbat. 

Polusi kemudian masuk saluran nafas dan akan menyebabkan gatal dan batuk.

Suasana gedung-gedung bertingkat yang tertutup oleh kabut polusi di kawasan Rasuna Said, Jakarta Pusat, Rabu  (26/7/2023). Berdasarkan data IQAir pukul 19.00 WIB, Jakarta tercatat menjadi kota dengan kualitas udara dan polusi terburuk di dunia dengan nilai indeks 155 atau masuk kategori tidak sehat. Tribunnews/Jeprima
Suasana gedung-gedung bertingkat yang tertutup oleh kabut polusi di kawasan Rasuna Said, Jakarta Pusat, Rabu (26/7/2023). Berdasarkan data IQAir pukul 19.00 WIB, Jakarta tercatat menjadi kota dengan kualitas udara dan polusi terburuk di dunia dengan nilai indeks 155 atau masuk kategori tidak sehat. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Jika polusi terus masuk ke bawah, dapat menyebabkan sesak nafas keluhan batuk disertai infeksi.

"Sehingga jadilah infeksi saluran napas atas (ISPA). Ini jangka pendek segera muncul," papar dr Agus. 

Kedua, jika dia terhirup polusi, ini bisa menyebabkan kekurangan oksigen (aksifisia). 

Karena kandungan CO2 yang berada di dalam polusi dapat mengikat oksigen 300 kali lebih kuat. 

"Sehingga menjadi sesak nafas, pusing mual, itu bisa terjadi. Itu paling sering muncul segera. Berdiri di pinggir jalan, di daerah polutan gak usah pakai masker. Keluhan ini akan muncul dalam waktu singkat,"paparnya. 
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas