Dinas Kesehatan Jakarta Sebut Penyakit ISPA Meningkat karena Peralihan Cuaca
Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyatakan, jumlah penderita infeksi saluran pernafasan atas atau ISPA meningkat.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyatakan, jumlah penderita infeksi saluran pernafasan atas atau ISPA meningkat.
Dinkes mengklaim, hal itu dikarenakan adanya perubahan cuaca.
Tercatat setiap bulan ada 100 ribu lebih warga Jakarta mengalami ISPA.
Baca juga: Kasus ISPA dan Batuk Pilek Meningkat pada Anak Imbas Polutan
"Warga DKI yang terkena batuk, pilek, ISPA atau pneumonia setiap bulannya rata-rata 100 ribu kasus dr 11 juta penduduk," ujar Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI, Ngabila Salama di Jakarta beberapa waktu lalu.
Ngabila memaparkan data laporan ISPA DKI Jakarta tahun 2023.
Rinciannya Januari 102.609 kasus, Febuari 104.638 kasus, Maret 119.734 kasus, April 109.705 kasus, Mei 99.130 kasus, Juni 102.475 kasus.
Baca juga: Cuaca Panas Diselingi Hujan di Arab Saudi Buat Jemaah Haji Rentan Kena ISPA
"Tidak ada kenaikan kasus ISPA yang bermakna sejak bulan April 2023 sampai dengan Juli 2023," ujar dia.
Ngabila menuturkan, kasus ISPA polanya akan sama dari tahhun ke tahun akan mulai meningkat pada September dan puncaknya di Oktober - November.
Kemudian mulai kembali turun sesudah bulan Maret.
"ISPA dari trendnya banyak di musim penghujan sesudah September jelas pengaruh paling kuat adalah kondisi pancaroba atau peralihan cuaca," tutur Ngabila.
Dikesempatan berbeda, Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Prof Tjandra Yoga Aditama membagikan cara mengatasi Batuk dan ISPA akibat polusi udara
1. Batuk
Perbanyak minum air putih, karena akan mengencerkan dahak sehingga mudah dikeluarkan dan jalan napas jadi bersih.