Ruam Popok Bisa Ganggu Tumbuh Kembang pada Bayi Apabila Tak Diatasi
Berdasarkan data epidemiologi, secara global, prevalensi iritasi kulit akibat ruam popok atau diaper rash mencapai 16-65 persen.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penggunaan popok sekali pakai memang memberikan kemudahan.
Namun disisi lain, pospak juga sering menimbulkan masalah pada kulit bayi.
Diketahui, kondisi kulit bayi baru lahir belum berkembang sempurna.
Kulit bayi sangat sensitif dan rentan teriritasi.
Berdasarkan data epidemiologi, secara global, prevalensi iritasi kulit akibat ruam popok atau diaper rash mencapai 16-65 persen.
Adapun kasus tertinggi biasanya terjadi pada bayi usia 6-12 bulan.
dr. Ferdy Limawal, SpA, Dokter Spesialis Anak menerangkan, kulit bayi itu lapisannya masih sangat tipis sehingga wajar jika rentan iritasi. Salah satu gangguan kulit yang sering terjadi pada bayi adalah ruam popok.
Penyebabnya biasanya karena terlalu lama terpapar feses atau urine.
Baca juga: Terbukti Super Tipis Super Nyerap, MAKUKU SAP Diapers 1.6 mm Efektif Kurangi Ruam Popok
"Juga bisa terjadi karena popok atau diaper yang digunakan bayi bahannya kurang lembut atau bahkan mengandung zat kimia berbahaya seperti pemutih dan pewangi," ungkap Dokter Ferdy dalam siaran persnya, Rabu (30/8/2023).
Dijelaskan lebih lanjut meski ruam popok merupakan kasus yang umum terjadi dan tidak mengancam jiwa, tapi tetap harus segera diatasi dan diketahui penyebabnya, karena dapat menimbulkan infeksi.
“Infeksinya itu bisa menimbulkan luka disekitar lipatan paha dan bokong. Akibatnya bayi akan terus rewel karena merasa tidak nyaman. Nah, kalau terus-terusan rewel, tumbuh kembang si kecil bisa terganggu,” lanjut Dokter Ferdy.
Karena itu, ia menyarankan untuk memilih popok yang bebas dari bahan kimia berbahaya.
Selain itu jika sering menggunakan tisu basah untuk membersihkan kulit bayi maka pastikan juga tisu basah terbuat dari bahan yang aman dan bebas pewangi.