Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Polusi Udara di India Ternyata Dapat Memperpendek Usia Harapan Hidup, Bagaimana dengan Indonesia?

Polusi udara ternyata dapat memperpendek usia harapan hidup seperti di India.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Polusi Udara di India Ternyata Dapat Memperpendek Usia Harapan Hidup, Bagaimana dengan Indonesia?
Warta Kota/YULIANTO
Kendaraan water canon Brimob Polda Metro Jaya menyemprotkan air di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Rabu (23/8/2023). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan Polda Metro Jaya melakukan penyemprotan air di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman hingga Medan Merdeka Barat, Jakarta, sebagai upaya mengurangi polusi udara dan mengatasi cuaca panas di Ibu Kota. Warta Kota/Yulianto 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --  Polusi udara ternyata dapat memperpendek usia harapan hidup seperti di India.

Hal ini berdasarkan hasil penelitian dari University of Chicago's Energy Policy Institute
yang dilakukan pada 29 Agustus 2023 lalu.

Baca juga: Kemenkes Siapkan 740 Fasilitas Kesehatan untuk Tangani Dampak Polusi Udara

Penelitian Air Quality Life Index (AQLI) menganalisa bahwa dampak polusi pada usia harapan hidup atau life expectancy.  

"Analisa ini berdasarkan data tahun 2021, dimana pada tahun itu kadar rata-rata tahunan PM2.5 di New Delhi adalah 126.5 g/m3, artinya lebih 25 kali dari batas rekomendasi WHO yang 5 g/m3," ujar Mantan Direktur WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama pada Kamis (31/8/2023).

Tjandra menjelaskan bahwa angka bahan partikulat juga tercatat tinggi di New Delhi pada tahun 2021 itu. 

Tingginya kadar polusi udara 2021 itu ternyata memberi dampak penurunan rentang usia (life span) penduduk New Delhi menjadi lebih pendek 11,9 tahun, jika digunakan batas aman menurut WHO. 

Berita Rekomendasi

"Analisa lain kalau menggunakan data standar polusi nasional India maka penduduk New Delhi dapat kehilangan usia harapan hidup selama 8,5 tahun," jelas dia.

Baca juga: Polusi Udara Bisa Sebabkan ISPA, Begini Cara Mengobati dan Mencegahnya

Penelitian ini juga menyajikan kesimpulan bahwa polusi bahan partikulat merupakan risiko terbesar yang mengancam kesehatan di India.

Bahkan melebihi dampak penyakit kardiovaskuler dan malnutrrisi maternal dalam hal penurunan angka usia harapan hidup

"Rata-rata maka penduduk India kehilangan 5,3 tahun usia harapan hidupnya akibat polusi partikel, sementara angka kehilangan usia harapan hidup akibat penyakit kardio vaskuler adalah 4,5 tahun dan kalau akibat malnutrisi maternal dan bayi adalah 1,8 tahun," ucap dia. 

Ilustrasi polusi udara di perkotaan.
Ilustrasi polusi udara di perkotaan. (Istimewa)

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa sekitar 67,4 persen penduduk India hidup dalam lingkungan polusi udara yang melebihi standar kualitas udara yang ditetapkan pemerintah setempat sebesar 40 μg/m3. 

Laporan penelitian ini juga menunjukkan bahwa di kawasan Asia Selatan partikel polusi meningkat 9,7 persen pada kurun waktu 2013 sampai 2021.

Di India peningkatan kadar PM2,5 adalah 9,5 persen, di Pakistan 8,8 persen dan di Bangladesh juga naik sebesar 12,4 persen.

Analisa lanjutan penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata polusi partikel tahunan di India meningkat 67,7 persen dari tahun 1998 sampai 2021. 

Hal ini memperberat lagi penurunan angka harapan hidup rata-rata sebesar 2,3 tahun.  

Kondisi di Indonesia

Polusi udara kini masih menyelimuti Jakarta dan sekitarnya.

Akibatnya angka Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) meningkat.

Warga berolahraga saat berlangsungnya Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day di Kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (27/8/2023). Aktivitas Car Free Day di Jakarta tetap ramai meskipun kualitas udara Jakarta dalam keadaan tidak sehat yakni dalam situs IQAir pukul 06.65 WIB, indeks kualitas udara di Jakarta memiliki angka 169, terburuk kedua di antara kota-kota dunia. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Warga berolahraga saat berlangsungnya Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day di Kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (27/8/2023). Aktivitas Car Free Day di Jakarta tetap ramai meskipun kualitas udara Jakarta dalam keadaan tidak sehat yakni dalam situs IQAir pukul 06.65 WIB, indeks kualitas udara di Jakarta memiliki angka 169, terburuk kedua di antara kota-kota dunia. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Tercatat, ada 100 ribu kasus ISPA di Jakarta tiap bulannya.

Karena itu, ada baiknya jika dilakukan penelitian Air Quality Life Index di Indonesia.

Tujuannya agar tidak ada dampak polusi udara pada usia harapan hidup bersama.

Jikapun ada maka seberapa besar kehilangan tahun kehidupannya.

"Penelitian ini perlu dilakukan dan dimulai sejak sekarang, sehingga pada saatnya nanti kita akan mendapat data ilmiah yang valid dan dapat dipercaya," kata Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas