Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Mengenal Virus Nipah, Berikut Penularan, Gejala hingga Cara Pencegahannya

Inilah informasi terkait virus Nipah, lengkap dengan cara penularan, gejala hingga pencegahannya.

Penulis: Lanny Latifah
Editor: Daryono
zoom-in Mengenal Virus Nipah, Berikut Penularan, Gejala hingga Cara Pencegahannya
AFP/-
Seorang petugas kesehatan membawa kotak berisi sampel ke fasilitas pengujian seluler virus Nipah Dewan Penelitian Medis India (ICMR) di rumah sakit pemerintah di Kozhikode di negara bagian Kerala, India selatan, pada 15 September 2023. India telah membatasi pertemuan publik dan menutup beberapa sekolah di India negara bagian Kerala di selatan setelah dua orang meninggal karena Nipah, virus dari kelelawar atau babi yang menyebabkan demam mematikan. Virus ini belum memiliki vaksin dan tingkat kematiannya berkisar antara 40 hingga 75 persen, menurut Organisasi Kesehatan Dunia. (Photo by AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut informasi terkait virus Nipah, lengkap dengan cara penularan, gejala hingga pencegahannya.

Diketahui, virus Nipah saat ini jadi sorotan masyarakat karena munculnya berita kematian dua warga India akibat virus tersebut.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), virus Nipah (NiV) merupakan virus zoonosis (yang ditularkan dari hewan ke manusia) dan juga dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi atau langsung antar manusia.

Orang yang terinfeksi akan merasakan infeksi tanpa gejala (subklinis) hingga penyakit pernapasan akut dan ensefalitis yang fatal.

Baca juga: Awal Mula Persebaran Virus Nipah di Dunia, Pertama Kali Terjadi di Peternakan Babi di Malaysia

Sementara itu, dikutip dari CDC, virus Nipah pertama kali ditemukan pada tahun 1999 setelah wabah penyakit pada babi dan manusia di Malaysia dan Singapura.

Penularan Virus Nipah

Virus Nipah dapat menular atau menyebar ke manusia dari:

Berita Rekomendasi

1. Kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, seperti kelelawar atau babi, atau cairan tubuhnya (seperti darah, urin, atau air liur).

2. Mengonsumsi produk makanan yang telah terkontaminasi oleh cairan tubuh hewan yang terinfeksi (seperti getah palem atau buah yang terkontaminasi oleh kelelawar yang terinfeksi).

3. Kontak dekat dengan orang yang terinfeksi atau cairan tubuhnya (termasuk tetesan hidung atau saluran pernapasan, urin, atau darah).

WHO menjelaskan, selama wabah pertama yang diketahui terjadi di Malaysia, yang juga melanda Singapura, sebagian besar penularan pada manusia disebabkan oleh kontak langsung dengan babi yang sakit atau jaringan tubuh mereka yang terkontaminasi.

Penularan diperkirakan terjadi melalui paparan cairan babi yang tidak terlindungi, atau kontak tanpa pelindung dengan jaringan hewan yang sakit.

Dalam wabah berikutnya di Bangladesh dan India, kemungkinan besar sumber infeksi berasal dari konsumsi buah-buahan atau produk buah-buahan (seperti jus kurma mentah) yang terkontaminasi urin atau air liur kelelawar buah yang terinfeksi.

Namun, saat ini belum ada penelitian mengenai persistensi virus dalam cairan tubuh atau lingkungan termasuk buah-buahan.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas