Dianggap Tak Lazim, Anak SD Bawa Bekal Ulat Sagu, Ternyata Nilai Gizinya Tinggi
Murid SD di Bojonegoro Jatim memilih menu untuk bekal sekolahnya di luar kebiasaan, lauknya dianggap tak lazim. Bekal yang dibawanya ulat sagu.
Editor: Anita K Wardhani
Beberapa warganet menilai, sang guru seolah mencibir anak tersebut lantaran hanya membawa nasi dengan lauk berupa ulat sagu.
Kuliner Khas Papua, Dipercaya Sehat Jika Dikonsumsi
Ternyata ulat sagu sudah sangat populer di Papua.
Ulat sagu terkenal sebagai kuliner khas Papua.
Makanan ini dipercaya oleh masyarakat suku Kamoro sebagai makanan yang bisa membuat mereka sehat karena kandungan vitaminnya yang tinggi.
Dikutip dari indonesiakaya.com, umumnya, ulat sagu hidup pada batang sagu.
Kelezatan makanan ini sendiri dipercaya justru dari telur yang menetas pasca batang pohon membusuk yang kemudian menyebabkan banyaknya kumbang yang bertelur disitu.
Makanan kaya proteinProses pembuatan sagu oleh seorang wanita KamoroUlat Sagu yang sudah diproses menjadi sate
Penyajian makanan ini hampir menyerupai sate. Hidangan ini lezat dan gurih inipun kerap disebut “Manggia” oleh masyarakat setempat.
Ulat Sagu Bergizi Tinggi
Sebenarnya, ulat sagu bukanlah makanan yang asing ditemui di Indonesia.
Di beberapa wilayah, ulat sagu memang kerap dikonsumsi oleh masyarakat.
Beberapa catatan menyebut, ulat sagu merupakan bahan makanan yang tinggi protein.
Dilansir TribunJakarta.com dari laman Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, dalam 100 gram ulat sagu yang dikeringkan, terkandung sebanyak 53 gram protein dan 15 gram lemak.
Bahkan kandungan protein dan lemak pada ulat sagu tersebut lebih tinggi daripada ikan bandeng, ikan cakalang, ikan kembung, daging sapi, dan daging ayam.
Selain itu, ulat sagu diyakini juga memiliki banyak kandungan gizi lainnya.