Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Dianggap Tak Lazim, Anak SD Bawa Bekal Ulat Sagu, Ternyata Nilai Gizinya Tinggi

Murid SD di Bojonegoro Jatim memilih menu untuk bekal sekolahnya di luar kebiasaan, lauknya dianggap tak lazim. Bekal yang dibawanya ulat sagu.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Dianggap Tak Lazim, Anak SD Bawa Bekal Ulat Sagu, Ternyata Nilai Gizinya Tinggi
thairath.co.th
Ulat Sagu. Murid SD di Bojonegoro Jatim memilih menu untuk bekal sekolahnya di luar kebiasaan, lauknya dianggap tak lazim. Bekal yang dibawanya ulat sagu. 

Dianggap Tak Lazim, Anak SD Bawa Bekal Ulat Sagu, Ternyata Nilai Gizinya Tinggi

TRIBUNNEWS.COM - Viral di sosial media seorang anak laki-laki memilih menu untuk bekal sekolahnya di luar kebiasaan, lauknya dianggap tak lazim. Bekal yang dibawanya ulat sagu.

Murid Sekolah Dasar (SD) di Bojonegoro Jawa Timur ini membawa ulat sagu sebagai pelengkap nasi yang dibawanya untuk makan di sekolah.

Baca juga: Kuliner Ekstrem Ulat Sagu di Sentani Jayapura, Anda Berani Mencoba?

Dalam video yang beredar, terlihat bocah laki-laki tersebut tanpa malu-malu menunjukan bekal berisi nasi dan ulat sagu miliknya, kepada guru dan didepan teman-temannya.

Ulat sagu dijadikan lauk? Sontak hal ini membuat sang guru kaget hingga menuai cibiran dari warganet.

"Uler iki. Kebangetan, tahun 2023 kok lauknya masih ulet," ucap guru pria yang merekam bekal siswanya tersebut.

Baca juga: Festival Ulat Sagu Resmi Dibuka, UMKM Mulai Berjualan di Tengah Hutan Sagu

Karena terkejut, sang guru memberikan reaksi yang tidak terduga.

Berita Rekomendasi

Ia menyebut bahwa bekal yang dibawa oleh siswanya itu keterlaluan lantaran membawa ulat sagu di tahun 2023.

Video viral memperlihatkan seorang bocah SD membawa bekal ulat sagu ke sekolah, namun reaksi gurunya seolah mencibir bekal bocah tersebut.
Video viral memperlihatkan seorang bocah SD membawa bekal ulat sagu ke sekolah, namun reaksi gurunya seolah mencibir bekal bocah tersebut. (tangkapan layar TikTok @iam.omad via TribunJateng)

Ia pun merasa heran dan bertanya kepada bocah laki-laki tersebut.

"Biduran nggak?," katanya.

Ia bertanya apakah setelah memakan ulat sagu itu, sang anak menjadi gatal-gatal atau tidak.

Namun hal ini dijawab oleh anak laki-laki tersebut dengan semangat.

"Enggak, tadi malam saya makan," jawab bocah tersebut.

Hal ini pun memancing beragam reaksi dari warganet.

Beberapa warganet menilai, sang guru seolah mencibir anak tersebut lantaran hanya membawa nasi dengan lauk berupa ulat sagu.

Kuliner Khas Papua, Dipercaya Sehat Jika Dikonsumsi

Ternyata ulat sagu sudah sangat populer di Papua.

Ulat sagu terkenal sebagai kuliner khas Papua.

Ulat Sagu yang baru saja dipanen dibakar dan dikonsumsi warga Kampung Yoboi, tepian Danau Sentani, Jayapura, Papua.
Ulat Sagu yang baru saja dipanen dibakar dan dikonsumsi warga Kampung Yoboi, tepian Danau Sentani, Jayapura, Papua. (TRIBUN PAPUA/ALDI BIMANTARA)

Makanan ini dipercaya oleh masyarakat suku Kamoro sebagai makanan yang bisa membuat mereka sehat karena kandungan vitaminnya yang tinggi.

Dikutip dari indonesiakaya.com, umumnya, ulat sagu hidup pada batang sagu.

Kelezatan makanan ini sendiri dipercaya justru dari telur yang menetas pasca batang pohon membusuk yang kemudian menyebabkan banyaknya kumbang yang bertelur disitu.

Makanan kaya proteinProses pembuatan sagu oleh seorang wanita KamoroUlat Sagu yang sudah diproses menjadi sate

Penyajian makanan ini hampir menyerupai sate. Hidangan ini lezat dan gurih inipun kerap disebut “Manggia” oleh masyarakat setempat.

Ulat Sagu Bergizi Tinggi

Ulat Sagu yang baru saja dipanen dibakar dan dikonsumsi warga Kampung Yoboi, tepian Danau Sentani, Jayapura, Papua.
Ulat Sagu yang baru saja dipanen dibakar dan dikonsumsi warga Kampung Yoboi, tepian Danau Sentani, Jayapura, Papua. (TRIBUN PAPUA/ALDI BIMANTARA)

Sebenarnya, ulat sagu bukanlah makanan yang asing ditemui di Indonesia.

Di beberapa wilayah, ulat sagu memang kerap dikonsumsi oleh masyarakat.

Beberapa catatan menyebut, ulat sagu merupakan bahan makanan yang tinggi protein.

Dilansir TribunJakarta.com dari laman Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, dalam 100 gram ulat sagu yang dikeringkan, terkandung sebanyak 53 gram protein dan 15 gram lemak.

Bahkan kandungan protein dan lemak pada ulat sagu tersebut lebih tinggi daripada ikan bandeng, ikan cakalang, ikan kembung, daging sapi, dan daging ayam.

Selain itu, ulat sagu diyakini juga memiliki banyak kandungan gizi lainnya.

Ulat sagu memiliki kandungan mineral seperti kalsium, zat besi, dan zinc.

Ulat sagu juga memiliki sejumlah kandungan asam amino esensial.

Diantaranya seperti aspartat sebanyak 1,84 persen, asam glutamat 2,72 persen, tirosin 1,87 persen, lisin 1,97 persen, dan methionin 1,07 persen.

Karena kandungannya itu, jenis serangga ini diprediksi mampu menjadi salah satu alternatif makanan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi pada tubuh manusia.

(TribunJakarta.com/Pebby Adhe Liana) (Tribunnews.com/berbagai sumber)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas