Kebiasaan Bayi Masukkan Benda ke Mulut, Ini yang Harus Diwaspadai oleh Orang Tua
Tentunya orangtua perlu ekstra hati-hati. Kadang kala, ada benda-benda yang tidak aman dan bisa membahayakan si kecil.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam tubuh kembangnya, bayi memiliki kebiasaan memasukan benda ke dalam mulut.
Tentunya orangtua perlu ekstra hati-hati. Kadang kala, ada benda-benda yang tidak aman dan bisa membahayakan si kecil.
Terkait hal ini, Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastrohepatologi Dr dr Ariani Dewi Widodo, Sp.A (K) ungkap beberapa cairan yang bisa membahayakan anak.
"Contohnya minyak tanah, soda api, detergen pembersih lantai, sabun cuci piring, sabun cuci tangan dan juga benda asam lainnya," ungkapnya pada media briefing virtual, Kamis (9/11/2023).
Baca juga: Mengenal Manfaat Kandungan Minyak Telon dan Kayu Putih untuk Kesehatan Bayi
Cairan-cairan di atas, jika masuk ke dalam tubuh akan merusak jaringan.
"Benda basa lebih berbahaya. Karena basa tidak cepat terasa. Pada saat ditelan volume tertentu masih tidak apa-apa, kemudian merasa sakit," jelasnya.
Saat cairan berkontak jaringan, akan ada rekasi persabunan.
Dia akan membuat jaringan menjadi liquid, mencair sehingga jaringan menjadi rusak parah.
Sayangnya tidak terdeteksi pada detik pertama.
"Hati-hati sekali dengan cairan yang sifatnya basa,"imbaunya.
Lebih lanjut ia pun ungkap jika pencegahan bisa dilakukan.
Pertama, bersihkan rumah secara berkala.
Jangan sampai meninggalkan benda kecil di bawah kolong.
"Ingat tinggi kita dengan anak beda. Hal yang kita tidak lihat, mereka lihat. Bayi pendek, merangkak sehingga bisa menemukan benda di kolong yang tidak terjangkau oleh kita," kata dr Arini.
Kedua, tempatkan benda kecil terutama berbahaya di tempat aman.
Letakkan di dalam kotak, meja, atau tempat tinggi.
Ketiga, cairan berbahaya tidak boleh disimpan botol air mineral.
Terutama minyak tanah yang warnanya sama dengan air.
Kadang kala orang dewasa berpikir sayang untuk membuang botol bekas dan menggunakannya sebagai wadah cairan kimia.
Lalu meski ada wadah yang memang sesuai, dr Arini melarang untuk ditempatkan di bawah.
"Karena anak tidak mengerti. Harus di lemari tinggi tidak terjangkau oleh anak, kunci. Kalau tidak ada lemari atas, tapi lemari bawah dikunci, sehingga tidak bisa diambil anak," pesan dr Arini.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.