Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Temulawak Ditetapkan Sebagai Tanaman Obat Tradisional Unggulan, Bisa untuk Cegah Stunting

Temulawak ditetapkan sebagai tanaman obat tradisional unggulan didasarkan pada banyaknya kandungan didalamnya, bisa untuk mencegah stunting.

Penulis: Lanny Latifah
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Temulawak Ditetapkan Sebagai Tanaman Obat Tradisional Unggulan, Bisa untuk Cegah Stunting
Freepik
(Ilustrasi) Temulawak - Temulawak ditetapkan sebagai tanaman obat tradisional unggulan saat pameran alat kesehatan dan farmasi dalam rangka Hari Kesehatan Nasional ke-59 di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (9/11/2023). 

TRIBUNNEWS.COM - Tanaman asli Indonesia, Temulawak, ditetapkan sebagai tanaman obat tradisional unggulan.

Penetapan tersebut disampaikan saat pameran alat kesehatan dan farmasi dalam rangka Hari Kesehatan Nasional ke-59 di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (9/11/2023).

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, penetapan temulawak sebagai tanaman obat tradisional unggulan didasarkan pada banyaknya kandungan yang terdapat dalam tanaman tersebut.

Baca juga: Herbal yang Mengandung Meniran Hijau, Daun Kelor, Temulawak dan Madu Hutan Mampu Jaga Tahan Tubuh

Adapun beberapa kandungan temulawak diantaranya zat besi, vitamin, kalsium, sodium dan asam folat.

Selain itu, temulawak juga mengandung banyak zat aktif, seperti kurkuminoid.

Diketahui, kurkuminoid ini berkhasiat untuk mencegah berbagai penyakit hati seperti fatty liver, sirosis bahkan kanker hati.

"Penyakit fatty liver itu pengobatannya susah, tapi ada tanaman Indonesia yang bisa mengobati. Karena itu butuh antioksiden yang bernama Kurkumin," ujar Menkes, dikutip dari sehatnegeriku.kemkes.go.id.

BERITA REKOMENDASI

Menkes berharap dengan penetapan ini, kedepan upaya pengembangan dan riset kandungan dalam tanaman temulawak terus dilakukan agar lebih banyak mendapatkan manfaat kesehatan yang didapatkan.

Kemudian, ia juga berharap ditengah perkembangan riset temulawak sebagai bahan baku obat, nantinya sektor farmasi dapat membantu mempromosikan produk ini secara aktif, sehingga dapat dikenal secara luas tidak hanya nasional tapi juga global.

Baca juga: Menkes Budi Ungkap Cara Mudah Jaga Kesehatan, Cukup Atur Pola Makan dan Olahraga

Selain menetapkan temulawak sebagai obat tradisional unggulan Indonesia, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Kesehatan juga bekerjasama untuk meningkatkan konsumsi jamu pada masyarakat.

Kerja sama ini diperkuat dengan terbitnya Peraturan Presiden tentang Pengembangan dan Pemanfaatan Jamu.

"Dalam rangka kemandirian kesehatan, obat-obatan tradisional asli Indonesia kita dorong. Mudah-mudahan dengan peluncuran Perpres ini semakin banyak masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi jamu," ujar Menkes.


Temulawak Bisa untuk Cegah Stunting 

Temulawak memiliki banyak khasiat, salah satunya untuk mencegah stunting.

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Umum PDPOTJI (Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia), Inggrid Tania.

Inggrid mengungkapkan bahwa temulawak mampu mempercepat pengosongan lambung, mengoptimalkan kerja enzim pencernaan, hingga melancarkan proses pencernaan dan penyerapan lemak di usus, yang berujung pada peningkatan nafsu makan.

"Temulawak terbukti dapat meningkatkan berat badan pada anak," ungkapnya pada talkshow pameran Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-59 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Kamis (9/11/2023).

"Dengan tercapainya berat badan normal pada anak, maka kita dapat menurunkan risiko stunting," jelas Inggrid. 

Diketahui, temulawak memiliki dua kandungan utama yakni Xanthorrhizol dan Curcominoids.

Xanthorrhizol mempunyai khasiat anti-peradangan, anti-oksidan, kesehatan pencernaan dan hepatoprotektor.

Sementara Curcominoids, anti-dislipidemia, imunomodolator, anti-mikroba, dan anti-kanker

"Temulawak bersifat koleretik yang mampu mencegah pelepasan empedu. Sehingga mengoptimalkan kerja enzim pencernaan, mempercepat pengosongan lambung, melancarkan proses pencernaan dan penyerapan lemak di usus pelepasan berbagai hormon yang meregulasi peningkatan nafsu makan," tambahnya.

(Tribunnews.com/Latifah/Rina Ayu)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas