Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Satu Pasien Monkeypox Meninggal Dunia di RSCM

Namun ia pun memberikan klarifikasi bahwa Monkeypox bukan jadi penyebab tunggal dari kematian pasien. 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Satu Pasien Monkeypox Meninggal Dunia di RSCM
freepik
Monkeypox atau cacar monyet. Satu pasien Monkeypox (Mpox) dilaporkan meninggal saat menjalani isolasi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satu pasien Monkeypox (Mpox) dilaporkan meninggal saat menjalani isolasi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. 

Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam dengan subspesialis penyakit tropik dan infeksi Dr. dr. Lie Khie Chen, Sp.PD-KPTI.

Baca juga: 43 Kasus Monkeypox di DKI Jakarta, Segera Lakukan Pemeriksaan Jika Ada 3 Tanda Berikut

"Satu kasus meninggal di dunia di RSCM," ungkap dr Lie Khie pada konferensi pers virtual, Kamis (23/11/2023).

Namun ia pun memberikan klarifikasi bahwa Monkeypox bukan jadi penyebab tunggal dari kematian pasien. 

Mpox umumnya punya angka kematian yang kecil. 

"Pasien Mpox yang dirujuk memiliki komorbid yang berat. Kami rawat ini memang berkomplikasi, masuknya dengan kondisi bermasalah harus menjalani operasi di RSCM," kata dr Lie lagi.

Baca juga: Ketahui Aturan Isolasi Bagi Pasien Monkeypox

BERITA REKOMENDASI

Sehingga, dikatakan jika kondisi perburukan dan penyebab kematian sama sekali bukan Mpox.

Namun karena komorbid atau penyakit penyerta lainnya.

"Tentu saja tidak perlu khawatir. Mpox ini umumnya bisa diatasi. Masyarakat tidak perlu khawatir kasus berat sangat kecil dan sangat jarang (terjadi)," tegasnya. 

Lebih lanjut, Hanny Pakar dari Kelompok Staf Medis Dermatologi dan Venerologi RS Dr. Cipto Mangunkusumo dr Hanny Nilasari, Sp.D.V.E., Subsp menjelaskan kondisi pasien tersebut. 

Saat pasien masuk, kondisi sudah berat dan lesi di kulit sudah cukup banyak dan besar. 

"Berbagai lokasi itu kami temukan (lesi) meski satu persatu, lokasi hanya satu tapi cukup bsar-besar, sampai perawatan di beberapa minggu manifestasi pada kulit ada muncul yang baru," tuturnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas