Muncul Pneumonia Misterius di Cina, Kemenkes Imbau Masyarakat Pakai Masker
Saat ini yang harus dilakukan adalah meningkatkan kewaspadaan diri terlebih bila melakukan perjalanan ke luar negeri.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Erik S
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA-- Kementerian Kesehatan RI mengimbau masyarakat agar tidak panik menyusul penyebaran undefined pneumonia.
Ada beberapa cara untuk mencegah penularan penyakit radang paru-paru ini. Salah satunya adalah memakai masker.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, dr. Imran Pambudi mengatakan, apabila merasa kurang enak badan atau sakit, sebaiknya tidak keluar rumah dan tetap menggunakan masker dengan baik serta benar.
Baca juga: Menkes: Kasus Pneumonia Misterius di China Bukan Virus Baru, Sudah Ada Obatnya
“Segera ke fasyankes terdekat jika ada tanda gejala, batuk dan/atau kesukaran bernapas disertai dengan demam,” kata dr. Imran dikutip, Rabu (29/11/2023).
Selain itu, warga juga perlu melakukan vaksinasi untuk melawan influenza, Covid-19, dan patogen pernapasan lainnya jika diperlukan.
Tidak melakukan kontak atau menerapkan jaga jarak aman dengan orang yang sakit.
Serta memastikan memiliki ventilasi yang baik. Keempat, membudayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti mencuci tangan memakai sabun antiseptik dan air mengalir.
“Masyarakat tetap tenang, jangan panik,” kata dr Imran.
Menurut Imran, saat ini yang harus dilakukan adalah meningkatkan kewaspadaan diri terlebih bila melakukan perjalanan ke luar negeri.
Di Negeri Tirai Bambu saat ini mengalami ancaman serius penyebaran undefined pneumonia yang mulai merebak sejak November 2023.
Selain China, pneumonia juga dilaporkan terjadi di Eropa dengan mayoritas anak-anak sebagai penderitanya.
Baca juga: Antisipasi Pneumonia Misterius di China, Kemenkes Minta Tingkatkan Kewaspadaan di Pintu Masuk Negara
Dokter Imran menerangkan, pneumonia yang saat ini merebak di China pada prinsipnya sama dengan pneumonia yang terjadi di masyarakat, yakni disebabkan oleh infeksi bakteri.
Hanya saja, berdasarkan laporan epidemiologi, kebanyakan kasus pneumonia di sana disebabkan oleh mycoplasma pneumoniae.