Tak Hanya Stunting, Penyuluh KB Didorong Peduli Kesehatan Jiwa
Selain fokus pada stunting, penyuluh Keluarga Berencana (KB) juga diharapkan bisa peduli terhadap kesehatan jiwa.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Ia pun mengapresiasi provinsi Sulawesi Barat yang penuh dedikasi dan prestasi dalam upaya mengentaskan stunting.
"Prestasinya banyak sekali luar biasa, saya optimis stunting akan turun di Sulbar. Walaupun prevalensi masih tinggi, ini menjadi kekuatan untuk bangkit bersama Bupati dan jajarannya, para TPPS, menjadi srikandi untuk menyelesaikan stunting," katanya.
Jurus Sulbar Turunkan Angka Stunting
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Barat Rezky Murwanto, S.Kom., MPH mengapresiasi penuh kerja keras segenap Tim PPS Sulbar.
"Semua luar biasa, kami harapkan di tahun 2024 kita kobarkan semangat turunkan stunting di Sulawesi Barat," kata Rezky.
Target percepatan penurunan stunting Sulbar tahun 2024 sendiri sebesar 18,6 persen.
Menurut Rezky, komitmen pemerintah daerah sangat concern dengan adanya kebijakan terhadap program percepatan penurunan stunting dan Bangga Kencana oleh pemerintah provinsi dan kabupaten.
Selain itu juga rutin mengadakan forum koordinasi PPS dengan mitra kerja sampai melibatkan perguruan tinggi.
"Melalui kolaborasi pentahelix, 11.250 masyarakat telah terpapar sosialisasi program bangga kencana dan PPS serta 41.008 KRS telah mendapatkan bantuan pangan pengentasan stunting," ungkap Rezky.
Berbagai upaya telah dilakukan Sulbar untuk menurunkan angka TFR, unmet need, dan meningkatkan penggunaan mCPR, menurunkan angka prevalensi stunting, juga upaya peningkatan penggunaan KB MKJP dan KBPP.
"Provinsi Sulbar telah mencapai target PB MKJP dengan persentase capaian sebesar 150,65 persen. Capaian KBPP hingga bulan November 2023 telah mencapai 9170 akseptor se-Sulbar. Kami juga menyasar daerah terpencil yang sebelumnya tidak terjangkau, serta daerah pesisir," papar Rezky.
Semntara itu Ketua Umum DPP IPeKB Indonesia Anita Latifah, S.Si, MH., mengapresiai penyuluh KB sebagai SDM yang tidak lelah bekerja.
"Saya ingin mengajak semua Penyuluh KB, mari kita perkuat IPeKB Indonesia, kita dapat meningkatkan kompetensi dan capaian lebih optimal. Jumlah 345 orang PKB yang tersebar di 6 DPC diharapkan menjadi Agent of Change di masyarakat," ungkap Anita.
Penyuluh KB/PLKB dan Tim Pendamping Keluarga (TPK) sebagai titik sentral pelayanan edukasi dan pendampingan keluarga berisiko stunting diharapkan memiliki kapasitas dan kompetensi yang memadai dalam memahami stunting secara komprehensif, terutama dalam edukasi dan pendampingan catin, ibu hamil, ibu pasca persalinan, dan baduta serta balita.