Dijuluki Silent Killer, Ketahui Gejala Hingga Faktor Risiko Kanker Pankreas
Kanker pankreas adalah silent killer. Penyakit ini sering diketahui jika telah stadium lanjut karena tidak menunjukkan gejala.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Guru Besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr Ari Fahrial Syam ungkap kanker pankreas adalah silent killer.
Sebab, kanker pankreas sering diketahui jika telah stadium lanjut karena tidak menunjukkan gejala.
Baca juga: Cinta Penelope Berhasil Lawan Kanker Serviks setelah 5 Tahun: Rahim Bersih, Sekarang di Pankreas
Kanker pankreas adalah kanker yang tumbuh di organ pankreas.
Pankreas sendiri adalah salah satu organ yang memiliki peran penting dalam mengoptimalkan fungsi sistem pencernaan dan proses metabolisme tubuh
"Silent killer, karena kalau dia sudah bergejala terlambat," ungkapnya pada media briefing virtual, Senin (8/1/2024).
Pada stadium awal, kanker pankreas tidak tunjukkan gejala.
Baca juga: Struktur dan Fungsi Sistem Pencernaan pada Manusia, dari Mulut hingga Pankreas
Namun jika sudah lanjut, ada beberapa tanda yang muncul pada tubuh.
Di antaranya rasa nyeri pada lambung karena tumor yang bertambah semakin besar,.
"Tumor makin besar di daerah bagian lambung. Terasa terdorong sehingga baru mual, muntah dan kadang diare," jelas dr Ari.
Kalau sudah ada sumbatan pada pankreas , maka kulit bisa menjadi kuning, gatal dan umumnya berat badan menjadi turun.
Kemudian bisa juga terjadi pembengkakan pada kaki, nafsu makan menurun, cepat lelah dan selalu merasa lemas.
Selain itu dr Ari pun menjelaskan siapa saja yang punya faktor risiko mengalami kanker pankreas.
Di antaranya mereka yang berusia 55 tahun keatas.
Disebutkan pula kalau laki-laki lebih berisiko dibandingkan dengan perempuan.
Kemudian orang tersebut mengalami obesitas, tinggi lemak atau mengidap diabetes melitus.
Selain itu gaya hidup seperti merokok, kerap mengonsumsi alkohol juga dapat menjadi faktor risiko.
"Bolak-balik radang pankreas dan faktor genetik. Faktor risiko seseorang itu bisa mengalami kanker pankreas. Oleh karena itu harus berusaha untuk mengurangi faktor risiko tersebut," jelasnya.
Sedangkan untuk upaya pencegahan, menurut dr Ari ada beberapa hal yang bisa dilakukan.
Seperti untuk penderita diabetes melitus, dipastikan gula darah selalu dalam keadaan terkontrol.
"Kalau tidak terkendali gulanya, salah satunya berisiko mengalami kanker pankreas," imbuhnya.
Lalu olahraga yang teratur, kontrol berat badan, stop merokok dan jangan konsumsi alkohol.