Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Setiap Satu Jam, 16 Orang Meninggal Karena TBC, Stigma Jadi Salah Satu Masalah Utama

Kementerian Kesehatan mencatat kasus Tuberkulosis (TBC) di Indonesia mencapai 1.060.000 kasus.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Setiap Satu Jam, 16 Orang Meninggal Karena TBC, Stigma Jadi Salah Satu Masalah Utama
Freepik
Ilustrasi TBC. Kementerian Kesehatan mencatat kasus Tuberkulosis (TBC) di Indonesia mencapai 1.060.000 kasus. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan mencatat kasus Tuberkulosis (TBC) di Indonesia mencapai 1.060.000 kasus.

Selain itu, angka kematian karena TBC adalah 140.700. Dengan kata lain, 16 orang per jam meninggal akibat TBC.

Baca juga: Terlambat Dapat Penanganan, Mereka yang Terinfeksi TBC Bisa Berakhir Disabilitas 

Sayangnya, kemungkinan masih banyak kasus yang belum terdeteksi di lapangan. 

Stigma, dianggap jadi salah satu penyebab belum tuntasnya masalah TBC di Indonesia. 

Hal ini diungkapkan oleh menurut Guru Besar dari Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia Ilmu Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, Prof. Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K). 

"Orang takut karena ada diskriminasi. Ada stigma mereka dikucilkan. Bahkan pada saat makan, piring da gelas dipisahkan. Padahal TBC tidak menular lewat piring, gelas atau makanan," ungkapnya dalam Konferensi pers pengukuhan Guru Besar dari Fakultas Kedokteran (FK) UI Ilmu Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi di Jakarta Pusat, Sabtu (17/2/2024). 

Baca juga: Pemerintah Indonesia Dorong Dunia Percepat Penyediaan Vaksin TBC Baru

Berita Rekomendasi

TBC sendiri menular lewat batuk dan bersin. Bisa pula pada kondisi kuman yang sudah terlalu banyak, penularan bisa terjadi lewat berbicara. 

Stigma, kata Prof Erlina membuat Indonesia  mengalami kesulitan memutuskan mata rantai TBC.

Jika diskriminasi dan stigma ini menghilang, masyarakat jadi tidak takut untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. 

"Bahkan orang kalau batuk oh jangan-jangan aku TB, jadi aku periksa ah, bukan ngumpet takut ketahuan. Dan kalau terdiagnosis TB, orang dengan sadar, suka rela minum obat sampai sembuh," tambahnya. 

Kadang kala ada ketakutan dari pasien akan dijauhi ketika kedapatan mengonsumsi obat TBC. 

"Kalau sekarang 'kalau bisa obat TBC nya jangan di jam kerja karena takut ketahuan'. Akhirnya minumnya malam hari. Jadi stigma menjadi masalah utama," imbuhnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas