Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

63.804 Balita di NTT Masih Terkategori Stunting, Pemerintah Gaet Pihak Swasta Edukasi Bidan

Stunting masih jadi masalah utama di sejumlah daerah, termasuk Nusa Tenggara Timur (NTT).

Penulis: Anita K Wardhani
zoom-in 63.804 Balita di NTT Masih Terkategori Stunting, Pemerintah Gaet Pihak Swasta Edukasi Bidan
istimewa
Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Bapak Ayodhia G.L Kalake menyerahkan cenderamata kepada Corporate Affairs Director Dexa Group Bapak Tarcisius Tanto Randy di acara Program Edukasi & Intervensi Stunting dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan, di Kupang, NTT, Kamis, 7 Maret 2024. 

TRIBUNNEWS.COM, KUPANG – Stunting masih jadi masalah utama di sejumlah daerah, termasuk Nusa Tenggara Timur (NTT).

Menurut Penjabat Gubernur NTT Bapak Ayodhia G.L Kalake pemerintah provinsi bersama kabupaten dan kota terus berupaya keras untuk mempercepat penurunan stunting.

Baca juga: Tidak Hanya Ibu, Dokter Ungkap Ayah Juga Punya Peran Besar Cegah Stunting

Hal ini dibuktikan dengan menurunnya angka stunting yang signifikan sejak tahun 2019.

Prevalensi stunting di NTT mengalami penurunan tahun 2021 itu masih 20,9 persen, tahun 2022 ini jadi 17,7 persen dan 2023 ini berdasarkan hasil timbang pada bulan Agustus terhadap 419.738 balita angkanya 15,2 persen.

"Ini masih cukup tinggi memang karena ini setara dengan 63.804 balita stunting,” jelasnya dalam keterangan resmi kepada Tribunnews.com.

Karena angka stunting masih tinggi, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar Edukasi Bidan dan Intervensi Stunting dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Tak hanya sendiri, program ini didukung pihak swasta.

Berita Rekomendasi

Pemprov NTT bersama Dexa Group dengan dukungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia ini mengedukasi ratusan bidan di NTT.

Program ini diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap target penurunan angka stunting di Indonesia.

Plt. Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN RI, Marianus Mau Kuru, menyampaikan bahwa stunting menjadi masalah bersama.

“Stunting adalah masalah kita semua. Tidak masalah satu orang saja. Oleh karena itu, untuk menyelesaikan masalah stunting ini, harus kita melaksanakan secara kolaboratif, konvergen, bersama-sama," tegasnya.

Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Pusat Ade Jubaedah mengemukakan IBI terus menjalin koordinasi den kerja sama dengan semua pihak seperti BKKBN untuk menurunkan angka stunting dan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).

Baca juga: Cara Membedakan Anak Pendek karena Stunting dengan Pendek oleh Faktor Genetika

“Dan hari ini membutikan bagaimanana bahwa upaya konvergensi di Provinsi Nusa Tenggara Timur dilakukan dengan sangat luar biasa karena dukungan penuh dari stakeholder mulai dari pejabat gubernur, kepala BKKBN,” ungkap Ade.

Corporate Affairs Director Dexa Group Tarcisius Tanto Randy menyampaikan bahwa upaya penurunan angka stunting di Indonesia menjadi inisiatif strategis dalam kontribusi Dexa Group sebagai perusahaan farmasi Nasional yang fokus di bidang kesehatan.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas