Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Menkes Budi Gunadi Dorong Orangtua Lengkapi Imunisasi Anak untuk Cegah Penyakit 

Budi juga mendorong masyarakat untuk rajin melakukan skrining untuk mengetahui apakah ada penyakit atau tidak

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Menkes Budi Gunadi Dorong Orangtua Lengkapi Imunisasi Anak untuk Cegah Penyakit 
Istimewa
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dorong orangtua lengkapi imunisasi anak.

Imunisasi lengkap dapat  menjaga anak-anak tetap sehat dan merupakan cara mencegah timbulnya penyakit. 

“Lebih baik promotif preventif daripada kuratif, lebih baik beresin masalahnya di hulu maupun di hilir, lebih baik sekarang daripada telat gitu kan," ungkap Budi dalam acara National Immunization Champion Workshop bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Jumat (8/3/2024).

Selain imunisasi, Budi juga mendorong masyarakat untuk rajin melakukan skrining untuk mengetahui apakah ada penyakit atau tidak. 

Sebelumnya imunisasi di Indonesia ada 11 antigen saat ini, sudah direkomendasi menjadi 14 antigen imunisasi

"Kita tambahnya tiga. Satu Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) untuk pneumonia, kemudian rotavirus itu buat diare, kemudian HPV itu untuk kanker serviks," papar Budi. 

Baca juga: 44,7 Persen Anak Telah Imunisasi SUB PIN Polio Putaran Dua

Berita Rekomendasi

"Nah dua dari tiga yaitu PCV dan rotavirus kita berikan karena kita lihat nih anak-anak kita paling banyak meninggalnya gara-gara apa? Balita kita (itu penyebab) kematiannya tinggi," tambah Budi. 

Perlu diketahui jika saat ini salah satu penyebab utama kematian tinggi pada balita adalah infeksi. 

Infeksi tertinggi adalah pneumonia dan diare. Saat ini, kedua jenis penyakit ini sudah memiliki vaksinasi. 

“Preventif itu salah satunya adalah imunisasi. Nah, imunisasi itu harus diberikan secara lengkap untuk melindungi anak-anak kita supaya nanti daya tahan tubuhnya lebih siap,” tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Piprim Basarah Yanuarso menjelaskan soal workshop imunisasi yang digelar.

Menurutnya, workshop ini mengundang 30 cabang dokter anak di seluruh Indonesia. 

Selain dokter anak, IDAI mengundang stakeholder lain seperti kelompok guru, ulama, dan masyarakat lain.

“Ini supaya imunisasi itu bukan hanya miliknya dokter tapi awareness-nya itu juga dibantu penyebarannya oleh kelompok masyarakat. Saya kira ini akan sangat efektif kalau menyebarkan (edukasi) imunisasi dengan bahasa mereka,” kata dr Piprim.

Lebih lanjut, piprim menilai, jika guru-guru ikut terlibat dalam kampanye imunisasi di sekolah maka hasilnya akan jauh lebih efektif.

“Apalagi HVP ini nanti di usia sekolah ya, nanti akan jauh lebih efektif dibanding dokter aja (yang kampanye. Jadi dokternya, guru-gurunya, orangtuanya, perkumpulan orangtua muridnya itu saya kira perlu dilibatkan semua," tambahnya. 

Pada kegiatan ini, Piprim pun menargetkan  peserta terkait cara komunikasi saat menghadapi orang-orang yang ragu mendapatkan imunisasi.

"Menyusun program di daerahnya masing-masing untuk advokasi imunisasi. Jadi enggak selesai sekarang, makanya ini program dua tahun karena kita enggak mau hit and run. Ini terus dikawal dan ada hasil signifikan yang bisa kita dapat di akhir," tutupnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas