Leptospirosis Penyakit Urin Tikus, Dapat Sebabkan Kematian, Kenali Bahayanya
Berikut informasi seputar bahaya penyakit Leptospirosis yang bisa sebabkan kematian bagi penderitanya
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Penyakit Leptospirosis kembali menjadi perhatian publik lantaran baru-baru ini satu dari dua penderitanya ditemukan meninggal dunia di Boyolali, Jawa Tengah.
Kasus kematian akibat Leptospirosis pun viral hingga membuat publik was-was.
Untuk itu, masyarakat perlu mengetahui faktor penyeba dan bahayanya penyakit yang disebabkan kencing tikus ini.
Lantas apa itu Leptospirosis dan bagiamana menghindarinya?
Berikut informasi seputar bahaya penyakit Leptospirosis yang dirangkum Tribunnews.com.
Leptospirosis
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Puji Astuti menjelaskan Leptospirosis merupakan penyakit zoonosis atau penyakit infeksi yang ditularkan dari hewan ke manusia.
Seperti di antaranya anjing, hewan pengerat, hewan ternak.
Salah satu hewan yang diketahui dapat menularkan penyakit ini adalah tikus.
Masyarakat pun perlu mewaspadai tikus yang ada di sekitar rumah.
Pasalnya, keberadaan tikus selalu mengikuti di mana manusia tinggal karena ia hidup dengan mencari sisa-sisa makanan.
Baca juga: Kontribusi Sampah Plastik dalam Penyebaran Penyakit DBD hingga Leptospirosis
Penyakit Leptospirosis ini disinyalir bersumber dari urin tikus.
Urin tikus yang mengandung bakteri Leptospirosis ini dapat menginfeksi tubuh melalui telapak kaki.
Apalagi jika tak sengaja menginjak urin tikus dalam keadaan kaki yang sedang luka.
Bakteri Leptospirosis dapat dengan mudah menyebar ke tubuh melalui luka yang terkontaminasi dengan urin tikus ini.
Oleh karena itu, masyarakat perlu mewaspadainya.
Bahaya Leptospirosis
Infeksi dari bakteri leptosfira ini cukup fatal karena dapat membahayakan nyawa penderita.
Puji Astuti menyebut, Leptospirosis bisa memicu kerusakan ginjal dan hati hingga menyebabkan kematian.
Bahkan penderita bisa terserang penyakit Meningitis, Gagal hati hingga Gangguan pernapasan.
Manusia yang terinfeksi Leptospirosis mengalami gejala sakit seperti penyakit hepatitis B hingga gagal ginjal.
Yakni mata dan tubuh menguning dan mengalami gagal ginjal.
"Gejala Leptospirosis seperti panas tinggi, nyeri kepala, nyeri perut, nyeri otot dan lainnya," kata Puji Astusi.
Gejala khusus yang hanya ditemui pada penyakit ini, yakni nyeri otot bagian betis.
Untuk itu, bagi masyarakat yang mengalami gejala demam tinggi segera periksa kesehatan di fasilitas kesehatan (Faskes).
Selain itu pihaknya juga meminta puskesmas dan faskes untuk memantau lebih pada kasus demam.
Gejala Leptospirosis terkadang baru muncul setelah beberapa minggu pasca infeksi.
Berikut ini bahaya Leptospirosis bagi kesehatan.
Jantung, Hati, dan Ginjal
- Kelelahan
- Detak jantung tidak teratur
- Nyeri otot
- Mimisan
- Terengah-engah
- Pembengkakan tangan, kaki, atau pergelangan kaki
- Penyakit kuning
Otak
- Kebingungan atau disorientasi
- Kantuk
- Kejang
- Demam tinggi
- Leher kaku
- Ketidakmampuan untuk berbicara
- Perilaku agresif atau tidak biasa
Paru-paru
- Demam tinggi
- Terengah-engah
- Batuk darah.
Gejala Infeksi Leptospirosis
Awalnya, penderita akan mengalami beberapa gejala.
Penderita dapat sembuh untuk sementara waktu namun menjadi sakit lagi.
Jika ia sakit lagi, maka akan lebih parah, bahkan ia mungkin mengalami gagal ginjal atau hati atau meningitis.
Berikut gejala infeksi Leptospirosis.
- Demam tinggi
- Sakit perut
- Diare
- Sakit kepala
- Muntah
- Penyakit kuning (kulit dan mata kuning)
- Panas dingin
- Nyeri otot
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Yunita)(TribunSolo.comTri Widodo)