Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Ada 3.500 Orang Meninggal Setiap Harinya, WHO Ingatkan Soal Bahaya Virus Hepatitis

Laporan Hepatitis Global 2024 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah nyawa yang hilang akibat virus hepatitis semakin meningkat. 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Ada 3.500 Orang Meninggal Setiap Harinya, WHO Ingatkan Soal Bahaya Virus Hepatitis
Newsdelivers
ILUSTRASI hepatitis. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menurut Laporan Hepatitis Global 2024 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) , jumlah nyawa yang hilang akibat virus hepatitis semakin meningkat. 

Penyakit ini merupakan penyebab kematian menular kedua di dunia dengan 1,3 juta kematian per tahun.

Jumlah yang sama dengan tuberkulosis, yang merupakan penyakit menular pembunuh utama.

"Meskipun terdapat alat yang lebih baik untuk diagnosis dan pengobatan, serta penurunan harga produk, tingkat cakupan pengujian dan pengobatan masih terhenti," tulis WHO dalam laman resmi dilansir, Jumat (12/4/2024). 

Namun, pencapaian target eliminasi WHO pada tahun 2030 masih dapat dicapai jika tindakan cepat diambil sekarang.

Data baru dari 187 negara menunjukkan bahwa perkiraan jumlah kematian akibat virus hepatitis meningkat dari 1,1 juta pada tahun 2019 menjadi 1,3 juta pada tahun 2022.

Berita Rekomendasi

Dari jumlah tersebut, 83 persen disebabkan oleh hepatitis B, dan 17 persen disebabkan oleh hepatitis C. 

Setiap hari, ada 3500 orang meninggal secara global karena infeksi hepatitis B dan C.

“Laporan ini memberikan gambaran yang meresahkan. Meskipun ada kemajuan secara global,  angka kematian terus meningkat karena terlalu sedikit penderita hepatitis yang didiagnosis dan diobati,” kata Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus. 

WHO memperkirakan bahwa 254 juta orang hidup dengan hepatitis B dan 50 juta orang menderita hepatitis C pada tahun 2022. 

Setengah dari beban infeksi hepatitis B dan C kronis terjadi pada kelompok usia 30–54 tahun, dan 12 persen terjadi pada anak-anak di bawah usia 18 tahun.

Laki-laki menyumbang 58 persen dari seluruh kasus.

Perkiraan kejadian baru menunjukkan sedikit penurunan dibandingkan tahun 2019.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas