Rumah Sakit Kian Dituntut Berinovasi untuk Menekan Orang Indonesia Berobat Keluar Negeri
Ada tiga hal yang menyebabkan masyarakat Indonesia memilih berobat atau menggunakan fasilitas kesehatan di luar negeri daripada di dalam negeri.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Presiden Direktur Bethsaida Hospital, M Nawawi mengatakan, saat ini industri kesehatan di Indonesia makin dituntut berinovasi demi memenuhi kebutuhan masyarakat yang juga semakin sadar akan pentingnya kesehatan.
Bila tidak dilakukan bukan tidak mungkin makin banyak orang Indonesia akan keluar negeri untuk untuk berobat.
"Beberapa waktu lalu Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa Indonesia kehilangan devisa negara hingga Rp170 triliun per tahun tingginya angka masyarakat yang berobat keluar negeri, tentunya ini menjadi permasalahan serius," kata M Nawawi saat temu media di Tangerang belum lama ini.
Menurut Nawawi, ada tiga hal yang menyebabkan masyarakat Indonesia memilih berobat atau menggunakan fasilitas kesehatan di luar negeri daripada di dalam negeri.
Baca juga: Industri Sektor Kesehatan Tumbuh Pesat, SILO Siapkan Pengembangan Layanan Rumah Sakit
"Pertama komunikasi SDM termasuk dokternya itu masih minim dan ini penyelesaiannya tidak mudah karena menyangkut sumber daya manusia (SDM),” kata Nawawi kepada wartawan.
Persoalan lainnya adalah pasien berpandangan jika waktu konsultasi dokter yang disediakan rumah sakit di Indonesia lebih pendek.
“Berdasarkan survei di Indonesia sebanyak 61,41 persen dokter di Indonesia memberikan waktu konsultasi pendek,” ungkapnya.
Juga soal akses terhadap teknologi medis dan keahlian spesialis yang mungkin belum tersedia secara luas di Indonesia dan kurangnya kepercayaan terhadap kualitas pelayanan kesehatan di dalam negeri.
Direktur Bethsaida Hospital Gading Serpong, Pitono Yap mengatakan, agar jangan makin banyak orang Indonesia berobat diluar negeri maka inovasi menjadi salah satu kunci.
"Saat ini daya saing rumah sakit tidak terbatas pada keselamatan pasien, layanan unggulan dan kecanggihan alat saja, tetapi juga digitalisasi, komunikasi yang baik dengan tenaga kesehatan, hingga pemanfaatan kecerdasan buatan," katanya.
Ini pula yang mendorong Bethsaida melakukan renovasi banyak hal, mulai dari meningkatkan daya tampung instalasi gawat darurat, memperbarui peralatan yang lebih canggih, hingga membuat center of excellence.