Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Jangan Lupa Bahagia, Gembira Itu Sehat! Patah Hati Ternyata Bisa Turunkan Fungsi Jantung

Jangan lupa bahagia itu ternyata bukan sekadar ungkapan bernada candaan semata. Ternyata jika hati sedih atau patah hati pengaruhi kesehatan jantung.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Jangan Lupa Bahagia, Gembira Itu Sehat! Patah Hati Ternyata Bisa Turunkan Fungsi Jantung
Freepik
Ilustrasi patah hati. Jangan lupa bahagia itu ternyata bukan sekadar ungkapan bernada candaan semata. Ternyata jika hati sedih atau patah hati pengaruhi kesehatan jantung. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jangan lupa bahagia itu ternyata bukan sekadar ungkapan bernada candaan semata. Karena ternyata jika hati sedih, apalagi patah hati pengaruhi kesehatan terutama jantung.

Sindrom patah hati atau broken heart syndrom  adalah suatu kondisi jangka pendek di mana sebagian otot jantung melemah dengan cepat.

Baca juga: Diduga Sakit Jantung, Tentara Amerika Serikat Tewas di Hutan Karawang

Ini biasanya terjadi setelah stres fisik atau emosional yang tiba-tiba.

Situasi ini bisa terjadi karena seseorang mengalami masalah emosional seperti stres, marah, kecewa. Bisa pula karena bekerja terlalu keras.

Terkait hal ini, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dr Mega Febriarona ungkap bagaimana mencegah broken heart syndrom ini.

Baca juga: Konsumsi Kopi Hitam Tanpa Gula Dapat Meningkatkan Kesehatan Jantung, Begini Ulasan dr Mega

Pertama, mereka yang punya mekanisme emosional yang baik bisa terhindar dari sindrom ini.

Berita Rekomendasi

Karena, penyebab utama adalah emosional yang berlebihan dan menyebabkan penurunan fungsi jantung.

Tanpa mengkerdilkan masalah, setiap manusia bisa meringankan respons masalah yang dihadapi.

"Misalnya stres atau gangguan emosional bernilai 10 dari 10. Masalah berat banget. (Upayakan) atau menerima dan meresponnya setengahnya saja," tambahnya.

Ilustrasi kesehatan mental.
Ilustrasi kesehatan mental. (Freepik)

Ini bisa membantu dan meredakan mekanisme penerimaan tubuh.

Sehingga bisa meregulasi persarafan, agar tidak berdampak pada jantung.

Kedua, hindari hal-hal yang membuat sakit hati yang membuat sedih dan usahakan untuk selalu bahagia.

"Aku selalu beri nasihat hindari hal membuat sedih, emosional dan usahakan untuk bisa bahagia. Saran klasik jangan lupa bahagia ternyata nyata," tegasnya.

Dengan bahagia, kerjasama jantung dan otak jadi lebih baik.

Sehingga dapat mencegah hal negatif yang dapat memengaruhi jantung.

"Otaknya bahagia, jantung akan bahagia," tutupnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas