Aneurisma Aorta Kerap Tanpa Gejala, Segera Periksa Saat Ada Pembesaran Pembuluh Darah di Perut
Penyakit aneurisma aorta beberapa kali dijuluki sebagai bom waktu yang kapan saja bisa meledak.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyakit aneurisma aorta beberapa kali dijuluki sebagai bom waktu yang kapan saja bisa meledak.
Bukan tanpa sebab, penyakit ini bisa menyebabkan kematian secara mendadak.
Baca juga: Aneurisma Aorta Picu Kematian Mendadak, Laki-Laki Lebih Berisiko Mengalaminya
Hal ini diungkapkan oleh Konsultan Intervensi Kardiovaskular di Heartology Hospital, dr Suko Adiarto Sp.JP(K), PhD.
Aneurisma aorta sendiri merupakan pelebaran abnormal pada dinding aorta.
Pelebaran ini bisa menekan berbagai organ tubuh bahkan kebocoran pada pembuluh darah aorta.
Sayangnya, aneurisma aorta jarang bisa terdeteksi di awal dan baru diketahui setelah mengalami keparahan. Situasi ini lah yang sering menyebabkan kematian mendadak.
"Umumnya tidak terdeteksinya (sehingga) bisa mati mendadak karena pecah. Paling sering (pembengkakan) di dada dan perut," ungkapnya pada media briefing di Heartology Jakarta Selatan, Sabtu (4/5/2024).
Gejala tidak terasa, terutama jika pembesaran pembuluh darah berada di area perut.
Pembuluh darah bisa sangat besar sekali tanpa ada keluhan.
"Rongga perut cukup besar, sehingga pembesaran pembuluh aorta tidak menekan organ di sekitar," jelas dr Adiarto.
Untuk mencegah terjadinya kematian mendadak, maka dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan dini.
Kapan seseorang perlu memeriksakan diri untuk mengetahui adanya aneurisma aorta ini? Menurut dr Adiarto ada beberapa indikasi.
Pertama, pada semua laki-laki yang berusia di atas 70 tahun harus melakukan pemeriksaan dengan ultrasound minimal satu kali.
Kedua, laki-laki yang berusia di bawah 65 tahun perlu memeriksakan diri jika memiliki faktor risiko.
Seperti punya riwayat diabetes, hipertensi dan perokok aktif.
Ketiga, ketika punya riwayat penyakit jantung koroner, maka disarankan untuk melakukan pemeriksaan.
Beberapa penelitian ternyata melihat adanya hubungan penyakit jantung koroner dengan aorta.
"Jadi misalkan ada 1000 orang dengan penyakit jantung koroner, minimal ada 120 orang dengan aneurisma aorta," tutupnya.