Awas Laki-laki Berisiko Tiga Kali Alami Kanker Kandung Kemih
Ada 614.298 kasus kanker kandung kemih di dunia di 2022 dan di Indonesia terdapat 7.381 kasus baru dengan angka kematian.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Data dari Global Cancer Incidence, Mortality, and Prevalence (GLOBOCAN) sebut ada 614.298 kasus kanker kandung kemih di dunia pada tahun 2022.
Sedangkan, di Indonesia terdapat 7.381 kasus baru di tahun 2022, dengan angka kematian mencapai 3.207 jiwa.
Kanker kandung kemih sendiri adalah kanker yang tumbuh dalam organ kandung kemih
Nyatanya, laki - laki paling berisiko mengalami kanker kandung kemih.
Baca juga: Kanker Kandung Kemih Kerap Tidak Dikenali di Awal, Segera ke Dokter Jika Alami Ini
Hal ini diungkapkan oleh Dokter ahli onkologi dari RSUPN Cipto Mangunkusumo DR. Dr. Andhika Rachman, SpPD-KHOM, FINASIM.
"Laki-laki berisiko 3 kali lebih besar mengalami kanker kandung kemih dibanding perempuan," ungkap dr Andhika seminar 'Waspada Kanker Kandung Kemih: Kesadaran, Pencegahan dan Harapan Baru Pengobatan” yang diselenggarakan Cancer Information and Support Center Association (CISC) di Jakarta, Sabtu (11/5/2024).
Hal ini dikarenakan rokok menjadi salah satu faktor pencetus kanker kandung kemih.
Dan sebagian besar laki-laki diketahui adalah perokok.
Namun, bukan berarti hanya laki-laki saja yang bisa mengalami kanker kandung kemih.
Perempuan pun juga bisa mengalami kanker kandung kemih.
"Bukan hanya laki-laki saja. Perempuan juga bisa. Dari 614,298 kasus, sebanyak 143.005 adalah perempuan. Kanker kandung kemih tidak hanya disebabkan oleh rokok, tidak juga," imbuhnya.
Ada beberapa faktor risiko kanker kandung kemih.
Di antaranya paparan cat pewarna logam. Atau konsumsi obat-obatan atau suplemen tertentu.
Bisa juga akibat mengonsumsi arsenik terus-menerus di dalam air minum.
"Ada beberapa tempat, (memiliki) kandungan arsenik dalam air minum. Kandungan tersebut bisa menyebabkan kerusakan kandung kemih pelan-pelan," tambahnya.
"Iritasi dan infeksi kandung kemih kronis bisa menjadi faktor risiko," tutupnya.