Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Telat Dapat Penanganan, Skoliosis Bisa Berujung Gangguan Fungsi Paru hingga Ginjal 

Jika terus dibiarkan tanpa ada penanganan, skoliosis bisa berujung gangguan fungsi paru hingga ginjal. 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Telat Dapat Penanganan, Skoliosis Bisa Berujung Gangguan Fungsi Paru hingga Ginjal 
freepik.com
Ilustrasi - Jika terus dibiarkan tanpa ada penanganan, skoliosis bisa berujung gangguan fungsi paru hingga ginjal. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Skoliosis atau kondisi tulang belakang melengkung menyerupai huruf S ataupun C, kerap kali dianggap sepele dan tidak membahayakan.

Akibatnya, pasien sering datang dalam kondisi lanjut. 

Padahal, jika terus dibiarkan tanpa ada penanganan, skoliosis bisa berujung gangguan fungsi paru hingga ginjal

Hal ini diungkapkan Konsultan Tulang Belakang Eka Hospital BSD, Dr. dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine. 

"Saat skoliosis, terjadi kelainan tulang belakang. Tulang bisa bengkok, ke samping, melintir atau melengkung. Sehingga organ di dalam bisa ketekan. Paling gampang tertekan adalah paru-paru," jelasnya pada media briefing Eka Hospital BSD, Jumat (17/5/2024). 

Lengkungan tulang belakang yang cukup parah memberi tekanan pada tulang rusuk. 

Berita Rekomendasi

Sehingga paru-paru kesulitan untuk mengembang.

"Ibarat galon ada yang, nahan tidak bisa mengembang. Itu gangguan paru-paru," jelasnya. 

Jika skoliosis telah mengenai paru-paru, ada beberapa gejala yang bisa dikenali adalah mudah merasa sesak usai beraktivitas. 

Misalnya saat berjalan, naik tangga atau berlari, dada terasa sangat sesak. 

Baca juga: Pijat dan Kretek Tulang Bukan Solusi Penderita Skoliosis, Ini Penjelasan Spesialis Ortopedi

Lebih lanjut, dr Phedy ungkap selain ke paru-paru, skoliosis yang terlampau parah juga dapat berujung pada gangguan ginjal

"Pernah dapat satu kasus kandung kencing tertekan skoliosis. Sehingga aktivitas ginjal terhambat dan tidak bisa mengeluarkan urine" jelasnya. 

Urin tidak bisa diproduksi membuat kandung kencing tertekan.

"Tidak bisa terbuang ke bawah, air kencing numpuk balik ke ginjal. Jadi ginjal bisa rusak," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas