Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Konsumsi Garam Berlebih Picu Hipertensi hingga Jantung, Perlukah Setop Makanan Asin Sama Sekali? 

Ada sejumlah faktor risiko yang bisa mencegah penyakit yang menjadi penyebab kematian keempat tertinggi di Indonesia ini.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Konsumsi Garam Berlebih Picu Hipertensi hingga Jantung, Perlukah Setop Makanan Asin Sama Sekali? 
medicalnewstoday.com
Pengukuran tekanan darah secara benar dan berkala menjadi hal yang sangat penting dalam pengendalian hipertensi. 

Konsumsi Garam Berlebih Picu Penyakit Hipertensi hingga Jantung, Perlukah Setop Makanan Asin Sama Sekali? 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA -- Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang tidak selalu memiliki gejala.

Ada sejumlah faktor risiko yang bisa mencegah penyakit yang menjadi penyebab kematian keempat tertinggi di Indonesia ini.

Misalkan, faktor usia, faktor genetik, dan faktor gaya hidup tidak sehat seperti penyakit metabolik (gula darah tinggi, kolesterol tinggi, asupan garam berlebih). 

Spesialis gizi klinik dari Rumah Sakit Premier Bintaro, dr. Yohan Samudra, SpGK, AIFO-K, mengatakan, dari faktor-faktor tersebut, tentu saja menerapkan gaya hidup sehat menjadi cara yang paling baik untuk terhindar dari faktor risiko hipertensi.

"Konsumsi garam yang berlebih menjadi pemicu utama timbulnya hipertensi yang berujung pada meningkatnya faktor resiko penyakit jantung," kata dia dalam keterangannya yang dikutip, Senin (20/5/2024).

BERITA TERKAIT

Namun bukan berarti, tidak konsumsi garam sama sekali.

Ia memaparkan, natrium di dalam garam tetap diperlukan oleh tubuh, karena menjadi salah satu zat gizi mikro yang membantu mendukung fungsi tubuh. 

Masyarakat harus mengontrol asupan garam agar terhindar dari faktor resiko serangan jantung maupun hipertensi.

"(Saat konsumsi garam berlebih) bisa saja begitu diukur tiba-tiba tensinya tinggi, atau bisa juga ditandai dengan rasa tidak nyaman, sakit kepala, namun bukan berarti setiap sakit kepala penyebabnya adalah tekanan darah tinggi. ” ungkap dr Yohan.

Dr Yohan mengungkapkan, jika garam dikonsumsi berlebih bisa memicu penumpukan cairan yang berlebihan di dalam jaringan tubuh. 

Cairan tersebut bisa tertarik masuk ke dalam pembuluh darah dan meningkatkan volume aliran darah. 

Kondisi ini akan memicu kenaikan tekanan darah dan menyebabkan hipertensi. Ketika seseorang mengalami tekanan darah tinggi atau hipertensi, dalam jangka panjang pembuluh darah akan mengeras dan menyempit. 

Akibatnya, aliran darah dan oksigen yang disalurkan ke organ tubuh menjadi berkurang. Jantung akan bekerja ekstra dan meningkatkan tekanan darah yang memicu gagal jantung ataupun stroke.

Karena itu, dalam rangka memperingati Hari Hipertensi sedunia yang jatuh di bulan Mei ini, dr Yohan ingin mengajak seluruh masyarakat untuk lebih menerapkan gaya hidup sehat dengan berolahraga secara teratur, serta mengontrol asupan gula, garam, lemak (GGL) sebagaimana dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI

WHO juga menganjurkan maksimum konsumsi garam sebanyak 5 gram per-hari agar dapat membantu mengurangi risiko hipertensi

"Mengurangi asupan garam bisa mengurangi tekanan darah dan meningkatkan kesehatan jantung” lanjut dia.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah Bijak Garam. Konsep ini membantu memperpanjang harapan hidup sehat dan mendorong penerapan gaya hidup sehat masyarakat Indonesia. 

Caranya cukup mudah, yaitu dengan mengurangi penggunaan garam dan menambahkan sedikit MSG dalam konsumsi menu harian.

Head of Corporate Communications PT Ajinomoto Indonesia Grant Senjaya mengatakan bahwa pihaknya bersama pemerintah Indonesia giat mengkampanyekan konsep Bijak Garam sebagai bentuk kontribusi perusahaan guna mendorong terciptanya pola hidup sehat di masyarakat.

“Contoh, dalam memasak menu sup ayam, dari yang biasanya kita menuangkan 2 sendok teh (sdt) garam ke dalam 1 liter kuah, cukup diubah menjadi 1 sdt garam + ½ sdt MSG, dengan tips itu, kita sudah menerapkan konsep Bijak Garam. Hidup bisa lebih sehat dengan mengurangi asupan atau penggunaan garam dalam mengolah makanan, namun tetap bisa memperoleh cita rasa makanan yang tinggi,” ujar Grant.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas