Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Obati Kanker Tanpa Kemoterapi Bisa Sembuh, Begini Caranya

Seiring perkembangan teknologi mulai ditemukan terapi kanker darah dengan efek samping yang bisa ditoleransi.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: willy Widianto
zoom-in Obati Kanker Tanpa Kemoterapi Bisa Sembuh, Begini Caranya
net
Kemoterapi1 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setiap kali mendengar kata kanker tidak bisa lepas dari kemoterapi. Kemoterapi sudah sejak lama jadi pengobatan utama untuk kanker darah.

Namun, seiring perkembangan teknologi mulai ditemukan terapi kanker darah dengan efek samping yang bisa ditoleransi.

Baca juga: Cerita Perjuangan Cinta Penelope Melawan Kanker, Sempat Drop hingga Muntah Darah

"Kini (kemoterapi) sudah mulai ditinggalkan karena efek samping yang dirasakan berat bagi pasien utamanya baik pasien rentan yakni lansia dan anak-anak," ujar Konsultan Senior Hematologi di Parkway Cancer Centre Singapura, Dr Lee Yuh Shan dalam acara bincang santai bersama media, beberapa waktu lalu.

Ia memaparkan, selain kemoterapi setidaknya ada pengobatan kanker darah yang bisa dijalankan bagi pasien agar angka harapan hidup semakin baik, .

Seperti terapi tertarget dan imunoterapi atau non-kemoterapi. Ia memaparkan, pengobatan bertarget akan lebih sedikit menyebabkan kerusakan sel normal serta memiliki tingkat kemanjuran pengobatan yang lebih tinggi.

Baca juga: Riset: Vape Berpotensi Tingkatkan Risiko Kanker Paru-paru

“Contohnya pada kasus leukemia myeloid akut atau AML, kombinasi agen bertarget inhibitor FL3 dengan kemoterapi memiliki angka kelangsungan hidup 75 persen, dibandingkan dengan kelangsungan hidup pasien yang diberi kemoterapi konvensional saja yaitu 25 persen,” jelasnya.

Berikut jenis-jenis pengobatan kanker darah tanpa kemoterapi:

Berita Rekomendasi

1. Pengobatan Bertarget CAR-T Cell

Salah satu jenis pengobatan bertarget yang digunakan untuk mengobati kanker darah terutama jenis leukemia dan limfoma agresif adalah terapi CAR-T cell.

Terapi ini melibatkan modifikasi genetik dari sel-sel T pasien sehingga mampu mengenali dan menghancurkan sel-sel kanker darah.

“Berbeda dengan transplantasi sel sumsum tulang yang menggunakan sel orang lain, kalau CAR-T cell berasal dari sel T pasien sendiri yang kemudian dimodifikasi secara genetik, lalu disuntikkan kembali ke tubuh pasien,” ungkap dr Lee.

Namun, terapi CAR-T cell membutuhkan waktu sekitar 2 hingga 3 minggu untuk proses pengambilan sampel hingga kembali ke pasien.

2. Antibodi Bispesifik

Antibodi bispesifik mampu mengenali antigen spesifik pada permukaan sel-sel kanker dan bekerja dengan menghubungkan sel-sel T dengan sel-sel kanker darah, sehingga sistem kekebalan tubuh mampu mengenali dan menghancurkan sel-sel kanker tersebut.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas