Pemerintah Harus Cegah Infeksi Virus RSV demi Tekan Angka Kematian pada Bayi
RSV ialah infeksi yang utamanya menyerang sistem pernafasan, menyebabkan berbagai gejala mulai dari gejala ringan seperti flu
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Erik S
Dia mengatakan sampai saat ini tidak ada pengobatan definitif untuk infeksi RSV dan hanya terapi suportif.
"Maka itu, pencegahan merupakan upaya paling penting, terutama bagi pasien yang memiliki risiko tinggi mengalami infeksi RSV yang berat," ucapnya.
Menurutnya, pemerintah harus berupaya meningkatkan awareness khususnya pasien dengan risiko tinggi dan dampak jangka panjang yang muncul.
“Ini bisa berupa kampanye disease awareness dan edukasi berkelanjutan dari tenaga medis (dokter), masyarakat, dan pemerintah,” ujarnya.
Pemerintah juga perlu meningkatkan akses diagnostik untuk pemeriksaan virus, khususnya RSV. Dengan begitu, kasus LRTI akibat RSV diketahui optimal, sehingga dokter dan orang tua aware terhadap virus RSV.
“Selanjutnya, dari segi treatment, pastikan pasien yang mengalami dampak parah akibat RSV dapat tertangani dengan baik,” tegasnya.
Bagi bayi prematur dan kelompok risiko tinggi lain, selain membatasi penularan RSV dengan perilaku hidup bersih dan sehat, perlu juga dipertimbangkan pemberian imunoprofilaksis atau profilaksis/pencegahan menggunakan antibodi monoklonal spesifik RSV (Palivizumab).
Menurut Prof Rina, penggunaan mab spesifik guna mencegah RSV itu sudah diterapkan di negara lain seperti Malaysia, Singapura, Australia, dan Jepang.
"Untuk memproteksi dari bahaya pneumonia, dapat dilanjutkan vaksin lainnya, sesuai jadwal imunisasi," pungkasnya.