Awas, Flu Singapura Merebak, Gejalanya Mirip Cacar Air
Kasus Flu Singapura dilaporkan melonjak pesat sejak masuk tahun 2024. Pada akhir Maret 2024 terdapat lebih dari 5.000 kasus
Editor: Dodi Esvandi
Menurutnya, produk ini dirancang khusus untuk memberikan perlindungan pada anak dan dewasa mulai dari usia 3 bulan hingga 64 tahun dari 11 penyakit tropis, termasuk Flu Singapura dan Cacar Air.
Ia menyebut salah satu keunggulan Jaga Sehat Tropis adalah nasabah dapat melakukan klaim tanpa perlu rawat inap di Rumah Sakit.
HFMD dan Cacar Air, Mirip Tapi Beda
Sempat disebut sebagai penyakit baru, Flu Singapura memiliki gejala awal mirip dengan Cacar Air.
Dokter Diana memaparkan, ciri-ciri orang yang terinfeksi virus Flu Singapura biasanya ditandai dengan demam, sariawan di mulut, serta ruam dan luka lepuh di kulit terutama pada telapak tangan dan kaki yang muncul setelah 1-2 hari.
Selain itu, penderita juga merasakan nyeri saat menelan dan sulit makan.
Menurut dr. Diana, penularan Flu Singapura terjadi dari kontak orang ke orang melalui sekret/cairan hidung (ingus), tenggorokan (ludah, dahak), lesi kulit yang pecah, dan dari kotorannya.
Baca juga: Buntut Kasus di India, Pemerintah Indonesia Waspadai Penularan Flu Burung pada Manusia
Sama seperti HFMD, penyakit Cacar Air juga sangat menular melalui kontak langsung dari lesi di kulit atau melalui cairan saluran nafas.
Kemudian masa inkubasi Flu Singapura adalah 2-6 hari.
Gejala Cacar Air pada tahap awal adalah kelelahan disertai demam. Penderita akan kehilangan selera makan dan merasakan nyeri otot atau sendi, serta sakit kepala.
Ruam biasanya muncul pertama di area wajah dan badan, kemudian menyebar ke seluruh tubuh dan bisa berbekas menjadi keropeng.
Masa inkubasi Cacar Air adalah 14-16 hari setelah terpapar.
Penyakit ini dapat menginfeksi semua kelompok umur termasuk neonatus (bayi usia 0-28 hari), tetapi hampir 90 persen kasus mengenai anak usia kurang dari 10 tahun dan yang terbanyak pada umur 5-9 tahun.
Mengingat kedua penyakit tersebut sangat mudah menular, apalagi saat cuaca sering berubah ekstrim seperti sekarang, orang tua perlu mengenali gejalanya agar dapat mengantisipasi penularan penyakit.
Baca juga: WHO Mengonfirmasi Kasus Pasien Tewas Pertama akibat Flu Burung Varian Baru