Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Kenali Efek Samping Kemoterapi pada Anak dan Tatalaksana Perawatan di Rumah

Terapi kanker yang berupa kemoterapi memberikan efek samping yang beragam pada anak. Apa saja dampaknya?

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Kenali Efek Samping Kemoterapi pada Anak dan Tatalaksana Perawatan di Rumah
Tribunnews.com/Rina Ayu
Dokter Spesialis Anak - Ahli Hematologi Onkologi dari Yayasan Kanker Indonesia (YKI) dr. Anky Tri Rini Kusumaning Edhy, Sp.A.(K), dalam kegiatan peringatan Hari Anak Nasional di RS MRCCC Siloam Semanggi, Jakarta, Sabtu (13/7/2024). 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA-- Dokter Spesialis Anak - Ahli Hematologi Onkologi dari Yayasan Kanker Indonesia (YKI) dr. Anky Tri Rini Kusumaning Edhy, Sp.A.(K), menuturkan, terapi kanker yang berupa kemoterapi memberikan efek samping yang beragam pada anak.

Ia menerangkan, beberapa efek samping kemoterapi yang sering terjadi pada anak berupa depresi sumsum belakang, gangguan saluran pencernaan, mulut dan tenggorokan, kehilangan indra perasa, rambut rontok, kulit dan kuku.

Baca juga: Kate Middleton Sampaikan Permintaan Maaf Tak Bisa Hadiri Parade Militer, Fokus Jalani Kemoterapi




“Semua kemoterapi ada efek sampingnya. Orangtua perlu mengetahui efek samping dan melakukan pemantauan. Berikan penanganan segara, segera control. Dan jangan lupa atas dulu kondisi yang perlu ditangani,” ungkap dia dalam kegiatan peringatan Hari Anak Nasional di RS MRCCC Siloam Semanggi, Jakarta, Sabtu (13/7/2024).

Berikut adalah tata laksana penanganan perawatan efek samping kemoterapi pada anak yang bisa dilakukan orangtua Ketika di rumah:

1. Depresi sumsum tulang belakang

Dokter yang berpratik di RS Yarsi ini menuturkan, dalam sumsum tulang belakang diproduksi sel leukosit (sel darah putih), eritrosit (sel darah merah), trombosit (komponen darah yang membantu proses pembekuan darah).

Pascakemoterapi, waspada anak mengalami penurunan dari jumlah sel-sel tersebut.

BERITA TERKAIT

Anak akan rentan mengalami neutropenia atau leukosit rendah, anemia, maupun trombositopeni.

Perawatan di rumah untuk neutropenia adalah sering cuci tangan, pakai masker, cuci buah dan sayur hindari daging dan ikan yang belum matang, hindari kerumunan, orang yang sakit, serta hindari kotoran Binatang.

Anak yang mengalami neutropenia biasanya mengalami panas.

Kemudian perawatan anak di rumah yang mengalami anemia adalah anak diimbau tidak boleh kecapekan dalam berkegiatan, tidur cukup (8 jam tiap malam), lalu diet seimbang (besi dan protein).

Anak yang mengalami anemia menunjukkan gejala fatigue,cepat Lelah, nafas pendek-pendek, nyeri dada, pusing sempoyongan.

Lalu, perawatan di rumah saat anak mengalami trombositopeni. Hindari cedera, pakai sikat gigi lembut, diet tinggi protein, makanan lunak serta hindari aspirin NSAIDS.

Anak yang mengalami trombositopeni biasanya mengalami perdarahan masif / petekie, bercak merah (kebiruan) sebagai tanda trombosit rendah.

2. Saluran pencernaan (Gastrointestinal)

"Muntah atau diare ini biasanya muncul sesaat pasca kemoterapi,” ujar dr Anky.

Kemudian konstipasi terjadi karena kurang serat, obat nyeri, atau depresi saat menjalani kemoterapi

Ia mengatakan, ketika anak muntah pendekatan yang dilakukan orang tua berupa menyiapkan

makanan ukuran kecil, dipilih oleh anak, berikan minuman kesukaannya, hipnosis atau latihan nafas, perawatan daerah mulut, hindari bau makanan yang merangsang, dan berikan aroma terapi.

“Konstipasi orang tua harus memberikan banyak minum sebanyak 8 gelas/hari, aktivitas tiap hari, makan makanan berserat, serta hubungi dokter bila tidak BAB dalam3 hari,” jelas dia.

Kemudian untuk diare, orang tua disarankan memberikan makanan lunak, lauk yang mudah diserap oleh anak, minum susu yang rendah laktose/ bebas laktose, serta banyak minum.

3. Mulut dan tenggorokan

Efek samping kemoterapi pada mulut dan tenggorokan adalah mulut kering, perubahan rasa pengecapan, infeksi pada gusi, gigi, lidah, sensitif terhadap makanan panas atau dingin.

Juga terjadi sari awan, inflamasi pada saluran mukosa.

“Gejalanya nyeri, sulit menelan, suara serak dan perubahan warna lapisan mukosa mulut,” ungkap dr. Anky.

Orang tua harus menyikat gigi anak dengan sikat gigi lembut, sering berkumur, hindari soda atau makanan yang menyebabkan iritasi mukosa, gunakan air putih sebagai pelembab, serta pertahankan status hidrasi.

Kemudian, berikan anak makanan yang disukai atau diminta anak, porsi kecil, wadah kecil, potongan kecil dan lunak, siapkan makan segera setelah anak minta.

Suap perlahan, hati-hati tersedak, bila sulit menelan pakai botol dot atau sedotan, jaga kebersihan mulut. Jangan paksa bila anak tidak mau.

4. Gangguan nafsu makan

Anak akan mengalami mual. Masalah di mulut dan tenggorokan, perubahan indera pengecap rasa, depresi, kelelahan, lesu, nafsu makan turun atau hilang.

5. Hilangnya indera perasa

Kondisi ini mempengaruhi nafsu makan, mengganggu asupan nutrisi.

Orang tua disarankan untuk menyiapkan makanan segera setelah anak meminta, juga ada komplikasi pada mulut. Kondisi ini membutuhkan suplementasi atau nutrisi alternatif.

“Indera perasa ini 50 persen mengalami abang rasa pahit turun dan rasa manis naik. Akan kembali normal setelah 3- 4 minggu Kemoterapi stop,” kata anggota IDAI Jaya ini.

Dysgeusia yaitu perubahan indera perasa pengecapan selama kemoterapi.

Penyebabnya, kemungkinan kerusakan epitel papil lidah.

Kondisi ini menyebabkan makanan terasa hamba rasa pahit, asin dan manis. Timbul rasa logam atau bahan kimia saat makan daging atau protein tinggi.

Orang tua disarankan untuk beri makanan yang berbau enak dan rasanya juga enak, hindari makanan yang berbau menyengat, gunakan sendok/ garpu dari bahan bukan logam.

Pakai tempat/ Wadah memasak dari bahan kaca/gelas. Jangan makan 1 - 2 jam sebelum kemoterapi dan makan 3 jam setelah kemoterapi, sikat gigi sebelum dan setelah makan.

Jauhkan benda yang berbau tidak sedap, hindari asap rokok, cuci bahan makanan dengan air garam dan atau soda kue, serta suplemen yang mengandung zinc dapat meningkatkan indera perasa.

6. Rambut rontok

Rontok sebagian atau semuanya, mulai rontok 2 - 3 minggu setelah kemoterapi. Rambut akan tumbuh lagi setelah 2 - 3 bulan kemoterapi selesai

7. Kulit dan Kuku

Kering, gatal, kemerahan, bercak merah dan terkelupas. sensitif terhadap matahari, reaksi alergi.

Kulit dan vena, vena tampak gelap dan rapuh dan kuku kering mengelupas.

“Sangatlah penting bagi orang tua dari anak penyandang kanker untuk memahami tentang perawatan anak dengan kanker di rumah, termasuk kondisi efek samping kemoterapi, bagaimana mengatasi efek samping dan penanganannya, kapan harus kontrol, serta keadaan yang memerlukan penanganan segera seperti bila terjadi demam,” ucap dia.

dr. Anky menyarankan untuk memperhatikan kebersihan mulut yang bisa dilakukan dengan kumur antiseptik, memberikan obat sariawan jika sariawan, minum air hangat jika merasa haus, dan makan makanan lunak.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas