Lebih lanjut, penelitian dari Hohai University China (2019) menyebut bahwa BPA dapat menimbulkan gangguan pada keseimbangan hormonal mengikat reseptor-reseptor terkait hormon pada sistem reproduktif pria dan wanita (dikenal juga sebagai hormon kelamin atau estrogen). 

Penelitian tersebut kemudian menyimpulkan bahwa paparan BPA pada level yang tinggi (1.53–2.22 µg/L) dapat berpengaruh pada feminisasi janin laki-laki, perubahan parameter sperma, dan penurunan testosteron. 

Serupa, studi dari Department of Biochemistry and Molecular Biology, Faculty of Science, University of Buea pun menunjukkan bahwa BPA dapat mengganggu fungsi hormon dan reseptor estrogen serta androgen, menurunkan libido, dan menyebabkan kesulitan ejakulasi 

Dengan adanya risiko-risiko paparan BPA yang dapat memengaruhi sistem reproduksi dan fertilitas, alangkah pentingnya agar konsumen berhati-hati dalam mengonsumsi produk-produk yang mungkin mengandung BPA.

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencegah risiko tersebut. Misalnya dengan memilih botol bayi atau tempat makan dengan label BPA free.

Selain itu, pemilihan AMDK dengan galon bebas BPA untuk dikonsumsi sehari-hari juga menjadi langkah penting untuk melindungi kesehatan reproduksi, terutama bagi wanita dan pria usia reproduktif, yang rentan terhadap dampak paparan BPA. (***M. Fitrah***)

Baca juga: Peraturan BPOM Wajibkan Label BPA pada Air Galon Bermerek, YLKI Beri Dukungan dan Bantu Sosialisasi